Advertisement

Pasar Kreatif Laris Manis, Tak Hanya Ajang Berniaga, tetapi Juga Berbagi Ilmu ke Masyarakat

Media Digital
Sabtu, 25 November 2023 - 06:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pasar Kreatif Laris Manis, Tak Hanya Ajang Berniaga, tetapi Juga Berbagi Ilmu ke Masyarakat Suasana pembukaan Pasar Kreatif Laris Manis oleh TBY di lapangan eks kampus Stieker pada Jumat (24/11/2023). (Harian Jogja - Yosef Leon Pinsker)

Advertisement

JOGJA—Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar Pasar Kreatif Laris Manis pada 24-26 November di lapangan eks kampus Stieker. Agenda pasar yang disebut tak biasa ini menjadi ajang srawung para seniman Jogja yang menyambi sementara waktu menjadi pedagang. Aneka produk semacam kuliner, kerajinan dan lain sebagainya dihadirkan di acara ini.

Tak kurang 84 tenant seniman mejeng di lapangan eks kampus Stieker Jogja. Selama tiga hari dari Jumat kemarin sampai Minggu besok (24-26/11/2023), tempat itu akan semarak dengan aneka produk kreatif dan ragam kuliner yang diisi oleh para seniman.

Advertisement

Beda dengan penyelenggaraan pasar-pasar lainnya, Pasar Kreatif Laris Manis disebut tidak hanya menjadi ajang berniaga, tetapi juga untuk berbagi ilmu. TBY melibatkan seniman dari pegiat seni rupa dalam acara ini. Mereka diajak untuk berdagang sambil mengisi mini lokakarya kepada para pengunjung yang datang ke tenannya.

Kepala TBY, Purwiati, mengatakan kegiatan Pasar Kreatif Laris Manis juga sebagai upaya untuk memanfaatkan aset milik Pemda DIY yang telah dihibahkan kepada jawatannya. Lapangan itu selama ini kosong dan jarang dipakai, sehingga pada acara ini TBY ingin agar aset itu bisa memberikan hasil maksimal kepada masyarakat seni. "Lahan ini cukup representatif untuk kegiatan sosial dan masyarakat. Kemudian kami menginisiasi acara ini dengan segmen seni rupa agar mereka bisa memajang karya dan memamerkan kreativitas agar bisa dinikmati masyarakat," katanya.

Diselenggarakan dengan konsep yang cukup unik, Pasar Kreatif Laris Manis diisi oleh berbagai jenis tenant semacam kuliner, lukis, kerajinan dan sebagainya. "Ini memang agak unik dan sasarannya teman-teman seni rupa. Juga ada Panggung Laris yang dikerjakan bersama seniman pertunjukan. Puluhan orang nanti terlibat," ujarnya.

Purwiati menambahkan seniman mengisi mini lokakarya. Dengan demikian masyarakat yang berkunjung nantinya bisa merasakan interaksi yang tidak biasa dalam acara ini. "Jadi bukan hanya pameran atau berjualan tapi mereka juga bisa berperan aktif untuk kegiatan-kegiatan ini," jelasnya.

Pemanfaatan lahan bekas kampus Stieker ini juga menjadi awal untuk kerja selanjutnya. TBY berharap adanya masukan dan evaluasi dari banyak pihak sehingga kegiatan semacam ini bisa rutin diselenggarakan agar aset tersebut bisa digunakan optimal. "Kami memanfaatkan lapangan ini untuk masyarakat seni, memang baru awalan sehingga kami juga akan minta respons dan masukan agar bagaimana ke depannya apakah untuk memancing reaksi positif dari masyarakat dan yang lain. Mudah-mudahan responsnya bagus sehingga ke depan mungkin akan banyak evaluasi dan masukan ke kami sebaiknya mau seperti apa untuk tahun selanjutnya," katanya. 

Ekosistem Seni

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyebut pemanfaatan aset yang dihibahkan oleh Pemda DIY itu ke dinasnya harus berjalan optimal ke depan. Pelan-pelan acara yang relevan dengan kegiatan seni budaya diharapkan selalu hadir di tempat itu, sehingga penguatan ekosistem seni budaya di Jogja bisa berkelanjutan. "Kami bersyukur bawa pemanfaatan aset bisa memberikan manfaat. Laris Manis tidak hanya wujud materi tapi bagaimana bisa mewujudkan silaturahmi antara seniman dan masyarakat atau seniman dan seniman. Ini merupakan buah karya kami dan wujud kebersamaan yang agak berbeda dengan pasar lainnya, sehingga tema khusus dari, oleh dan untuk seniman jadi hal yang berbeda pada acara ini," ungkap Dian.

Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi proyek rintisan untuk dilanjutkan pada tahun-tahun selanjutnya. Panitia dan TBY bisa mengevaluasi apa saja acara yang perlu dimasukkan ke dalam agenda atau yang dikurangi pada tahun-tahun mendatang. Dengan demikian penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan seniman dan budayawan tidak melulu berupa karya atau orientasi niaga. "Agendanya cukup banyak yang diharapkan jadi proyek rintisan kita sehingga bisa lanjut ke tahun depan untuk semakin menguatkan ekosistem seni dan budaya di Jogja. Acara ini jangan hanya diapresiasi dalam bentuk niaga tapi perlu juga mengapresiasi tokoh seni dan budaya yang berpartisipasi dalam acara ini. Mari ajak keluarga dan masyarakat untuk berkunjung agar acara ini berkelanjutan," katanya.

Apresiasi dan Ekspresi

Panitia penyelenggara Pasar Kreatif Laris Manis, Ari Wulu, menyampaikan mencermati geliat keseharian dari sosok-sosok pelaku budaya di Jogja yang tak lain adalah para pekerja kreatif pun para seniman, kenyataannya mereka semua juga terus bergerak dan berkembang secara aktif dan dinamis. Hingga kemudian mereka pun membutuhkan wadah yang mampu menampung kebutuhan akan isu-isu strategis, salah satunya adalah hal terkait dengan kesejahteraan para pelaku seni budaya itu sendiri.

"Berlatar belakang hal itu lah maka dengan tetap berbudi-akal-pikiran jernih, semua pihak saling nyengkuyung untuk tetap berdaya-upaya, termasuk di dalamnya adalah pihak Pemerintah Daerah DIY melalui Kundha Kabudayan [Dinas Kebudayaan] DIY dan Taman Budaya Yogyakarta, kami mewujudkan sebuah pasar kreatif ataupun pasar seni guna mengakomodasi kebutuhan para pelaku seni budaya di Jogja," katanya.

Bentuknya yaitu dengan memanfaatkan ruang milik Pemda DIY yang belum terkelola dan termanfaatkan secara baik, untuk kemudian difungsikan sebagai pasar apresiasi dan ekspresi seni. Maka hadirlah Pasar Kreatif Laris Manis di tengah-tengah masyarakat. Harapannya, dari langkah ini kelak mampu ditemukan bentuk khas yang bisa berkembang organik seiring sejalan dengan kepentingan, kebutuhan, dan perkembangan karya pelaku seni dan budayawan di Jogja. "Kami beri nama Laris Manis karena ini sudah menjadi idiom masyarakat kita dan kenyataannya merupakan pengharapan akan keberhasilan dan kelancaran khususnya dalam hal perniagaan," jelasnya.

Istilah laris manis yang telah akrab dengan keseharian masyarakat Jogja, terutama di ranah perniagaan, baik di warung ataupun area pasar, pada akhirnya menjadi kata yang dipagut untuk kemudian dipadukan dengan pasar kreatif, yang pada akhirnya terciptalah Pasar Kreatif Laris Manis. Harapannya tentu saja serupa bahwa dengan digelarnya Pasar Kreatif Laris Manis ini, ada akal-budi dan upaya untuk tetap berdaya meraih keberhasilan dan kelancaran. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Anies Bilang Begini

News
| Sabtu, 27 April 2024, 15:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement