Advertisement
Luas Panen Padi Berkurang 1.500 Hektare, Dialihkan ke Palawija
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Hujan mulai turun di wilayah DIY, termasuk Bantul. Petani padi yang sebelumnya sempat mundur penanamannya, kini mulai menanam padi. Meski demikian, luasan panen tahun ini tetap berkurang cukup signifikan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan dalam prognosis akhir tahun, luasan panen padi tahun ini akan berkurang cukup banyak. “Luas panen kami turun sekitar 1.500-an hektare untuk padi,” ujarnya, Kamis (30/11/2023)
Advertisement
Namun ia memastikan luasan panen yang berkurang tersebut beralih ke tanaman palawija. “Beralih ke palawija, khususnya paling banyak kacang tanah, naik dari 500-an sekian hektare jadi 2.000-an sekian hektare. Jagung juga bagus,” katanya.
Baca Juga: Pemkab Bantul Dorong Pertanian dan Perikanan Pansela untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 2045
Peralihan jenis tanaman ini sudah ia sampaikan kepada para petani di awal tahun ini merespons prediksi adanya El Nino. “Bulan Maret-April kami sudah woro-woro ke petani untuk menanam tanaman yang tidak butuh banyak air,” ungkapnya.
Mulai pertengahan November ini, hujan sudah mulai turun di Bantul. Hal ini membuat petani yang tadinya sempat menunda, kini mulai menanam padi. Penanaman ini mundur dari musim tanam pada kondisi normal yakni sekitar bulan Oktober.
Baca Juga: Demi Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok, Pasar Murah Terus Digencarkan di Bantul
Penanam padi terutama digencarkan di wilayah yang berada di dataran rendah, yang memiliki cukup air. “Sekarang sudah mulai, kita gerakkan di November ini kita banyak tanam, luas tambah, di beberapa wilayah terutama wilayah bawah,” katanya.
Salah satu wilayah yang cukup lama menunda penanaman pada yakni di kalurahan Bangunjiwo, Kasihan. Di situ sekitar 100 hektare lahan sempat dianggurkan tanpa tanaman apapun karena tidak adanya sumber air utama.
Baca Juga: Lahan Pertanian di Bantul Berkurang 50 Ha Per Tahun, Pemkab: Produksi Terus Digenjot
Sementara untuk wilayah perbukitan, penanaman masih dilakukan dengan jenis tanaman palawija. “Untuk wilayah atas seperti Dlingo dan Imogiri yang mengandalkan curah hujan sudah banyak mengolah tanah, ditanam palawija,” kata dia.
Adapun untuk wilayah yang memiliki sumber air dan tidak terdampak kemarau panjang, petaninya sudah mulai menanam padi sesuai dengan musim tanam pada kondisi normal yakni pada Oktober lalu, seperti di wilayah Sewon dan sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi DIY Tidak Diperpanjang
- Kemarau Basah, BPBD DIY Minta Warga Bikin Sumur Resapan
- Meresahkan! Vandalisme di Malioboro Jogja Kian Menggila, 10 Toko Jadi Objek Coret-coret
- Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, PHRI Prediksi Hotel di Jogja Ramai
- 908 Orang Terkena DBD di DIY, Chikungunya Ikut Melonjak
Advertisement
Advertisement