Konflik Monyet Ekor Panjang dan Warga di Gunungkidul Tak Berkesudahan, UGM Bikin Kajian
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Konflik yang terjadi antara monyet ekor panjang dengan warga di hampir seluruh kapanewon (kecamatan) di Gunungkidul berlangsung sejak lama dan seakan tak berkesudahan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pun telah mencoba banyak cara untuk mengatasinya namun tak maksimal.
Belakangan DLH Gunungkidul menggandeng Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan kajian tentang karakter dan cara penanganan monyet ekor panjang.
Advertisement
Di sekitar kawasan Gunung Api Purba, Nglanggeran, Gunungkidul keberadaan monyet ekor panjang cukup meresahkan.
Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono di Gunungkidul, mengatakan berdasarkan data dan laporan yang masuk ke DLH, monyet ekor panjang berkonflik dengan manusia terjadi hampir di seluruh kepenewon di wilayah ini.
"Kami bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM untuk melakukan kajian karakteristik monyet ekor panjang," katanya, belum lama ini.
Tak cuma itu, DLH juga memetakan karakteristik dari rekomendasi hasil kajian untuk melakukan penanganan lebih terukur dan terarah.
Selama ini, DLH kebingungan menangani koloni monyet ekor panjang yang turun ke permukiman warga atau merusak tanaman pangan di ladang milik petani.
"Kajian difokuskan pada karakter koloni, perilaku, kebiasaan, pola hidup, perkembangbiakan, hingga makanannya seperti apa," katanya.
BACA JUGA: Meski Sudah Hujan, Bantul Bakal Perpanjang Status Darurat Kekeringan Sampai Akhir Tahun
Ia mengatakan kajian monyet ekor panjang diperkirakan selesai pada akhir tahun ini. Hasil kajian tersebut untuk penanganan selanjutnya.
Pada awal 2022, DLH juga sudah memetakan pola gangguan monyet ekor panjang dan hampir semua wilayah di Gunungkidul ada catatannya.
"Ini data sekunder, kami mengumpulkan data dari lurah dan camat/penewu bahwa ada gangguan monyet ekor panjang," kata dia.
Selain itu Gunungkidul melalui dana keistimewaan juga tengah mengupayakan untuk menjaga ekosistem satwa lokal asli Gunungkidul, termasuk nantinya di dalamnya monyet ekor panjang.
Pemerintah akan membangun lahan konservasi seluas dua hektare di Kelurahan Giritirto, Kepenewon Purwosari. Tahun ini pengadaan tanah dan dilanjutkan studi kelayakan.
"Pengadaan untuk konservasi satwa lokal, seperti pemeliharaan satwa endemik Gunungkidul," kata Harry.
Ketua Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Mursidi mengatakan saat musim kemarau seperti saat ini banyak monyet yang turun ke pemukiman warga karena sumber air di atas Gunung Api Purba mulai mengering dan sumber makanan menipis.
Monyet mengambil buah, seperti mangga, daun muda, serta makanan. Total ratusan ekor monyet karena ada beberapa kelompok monyet.
"Kadang masuk ke kandang ternak warga mencuri telur. Kami berharap hasil kajian DLH bisa mengatasi masalah monyet ekor panjang yang cukup meresahkan masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Garan Denokan Gelar Selawat dan Doa Bersama untuk Kemenangan Harda-Danang
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
Advertisement
Advertisement