Advertisement
Belum Temukan Pasien Positif JE di Bantul, Imunisasi Massal Digelar 2024

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul memastikan belum adanya kasus positif Japanese Encephalitis (JE). Imunisasi massal JE akan dilakukan pada 2024 mendatang.
Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara menyampaikan sebelumnya ada 10 orang di Kabupaten Bantul yang suspek JE. Namun dari pemeriksaan yang telah dilakukan, tidak ditemukan pasien positif JE.
Advertisement
“Di Bantul ada 10 [orang] suspek. Sudah dilakukan pemeriksaan dan negatif semua. Rentang usia dibawah 10 tahun. Bayi sepertinya tidak ada,” katanya melalui telepon, Jumat (1/12/2023).
BACA JUGA : Polemik Program Nyamuk Wolbachia, Begini Penjelasan Lengkap Peneliti UGM
Diketahui penyakit JE merupakan peradangan jaringan otak yang disebabkan Japanese Encephalitis Virus (JEV) yang ditularkan nyamuk Culex. Manusia dapat terinfeksi JE apabila digigit nyamuk Culex yang terinfeksi JEV. JEV memerlukan hewan sebagai inang perantara seperti babi, kerbau dan beberapa jenis burung.
Berdasarkan data surveilans kasus Acute Encephalitis Syndrome (AES) per Januari 2022 menunjukkan bahwa terdapat 143 kasus positif JE, 13 diantaranya ada di DIY tahun 2014-2021. Sementara Case Fatality Rate (CFR) penyakit tersebut mencapai 20-30 persen dan 30-50 persen dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gejala sisa seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku hingga kecacatan berat.
Gejala JE umumnya muncul dalam rentang waktu sekitar 4-14 hari setelah terjadinya infeksi. Gejala yang muncul dapat berupa demam mendadak, penurunan kesadaran, sakit kepala, kesulitan bicara, berjalan ataupun gangguan motorik lainnya dan kejang terutama pada anak-anak.
Dia menyampaikan upaya pemberian imunisasi tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) imunisasi JE secara massal akan dilakukan pada tahun 2024.
“Ada rencana di tahun depan ada vaksinasi [imunisasi] JE. Kita menunggu kebijakan dari pusat, cukup lama sekitar Oktober 2024 ketersediaan vaksinnya. Kita nanti mengikuti kebijakan dari pusat,” ujarnya.
Dia menyampaikan nyamuk yang menularkan penyakit JE berbeda dengan nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit DBD. Diketahui nyamuk Culex tersebut berkembang biak di tempat genangan air seperti sawah dan kolam serta menggigit terutama pada malam hari. Dia pun mengimbau masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk antisipasi penyebaran penyakit tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Berikut Nama-nama Peserta yang Dinyatakan Lolos Seleksi Administrasi JPT Pratama di Sleman
- Prakiraan Cuaca BMKG: Daftar Kota Besar Diguyur Hujan Hari Ini
- 3 OPD Kulonprogo Masih Dijabat Plt, Sekda: Belum Mendapat Arahan Pak Bupati
- Pemkab Gunungkidul Targetkan Penurunan Kemiskinan 0,34 Persen di Tahun Ini
- Puluhan Pelajar di Kulonprogo Dilatih Jadi Konten Kreator
Advertisement