Advertisement

Arsip Perjalanan Kembalinya Naskah Kraton dari Inggris ke Jogja Diluncurkan

Media Digital
Selasa, 12 Desember 2023 - 20:27 WIB
Arief Junianto
Arsip Perjalanan Kembalinya Naskah Kraton dari Inggris ke Jogja Diluncurkan Tangkapan layar peluncuran dan diskusi naskah sumber arsip tentang perjalanan kembalinya arsip dan naskah Kraton dari Inggris ke Jogja, Selasa (12/12/2023). - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY meluncurkan naskah sumber arsip tentang perjalanan kembalinya arsip dan naskah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dari Inggris ke Jogja.

Peluncuran dikemas dengan diskusi yang menghadirkan sejumlah narasumber di kantor DPAD DIY, Selasa (12/12/2023). 

Advertisement

Kepala Bidang Pengolahan Arsip Statis DPAD DIY, Rahmad Sutopo menjelaskan naskah sumber arsip merupakan sarana untuk memasyarakatkan khazanah arsip yang disimpan di DPAD DIY.

Pada 1812, kata dia, terjadi peristiwa Geger Sepehi, yakni penyerbuan pasukan Inggris ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang salah satu efeknya adalah banyak naskah kuno arsip yang dibawa dan dipindahkan ke Inggris, Belanda dan sejumlah negara lain. 

"Pada 2014, kami mencoba menelusuri keberadaan naskah itu yang masih berada di British Library. Sebenarnya kami ada kendala biaya untuk mendigitalisasi naskah itu, tetapi pada 2017 ada pengusaha asal India yang berkenan memberikan donasi untuk mendigitasi naskah itu," katanya. 

Pada 2018, digitalisasi dilakukan dan 7 Maret 2019 diselenggarakan penyerahan 75 naskah dalam bentuk digital dari Dubes Inggris untuk Indonesia kepada Sri Sultan HB X.

Untuk menjamin keselamatan dan pemanfaatan arsip kepada masyarakat berdasarkan peristiwa perjalanan kembalinya naskah itu pihaknya pada 2022 menyusun naskah sumber arsip edisi khusus yang berjudul perjalanan naskah kembalinya arsip dan naskah Kraton dari Inggris ke Jogja. 

"Semoga dari peluncuran ini kita bisa sebarluaskan naskah dan sumber arsip ke masyarakat luas untuk bahan edukasi dan pembelajaran," katanya. 

Sejarawan sekaligus dosen FIB Universitas Indonesia Prof. Peter Carey menyebut sebagian besar naskah yang dirampas dari Kraton Jogja itu berasal dari John Crawfurd, residen Inggris Skotlandia yang merampas 142 manuskrip yang berasal dari Bali dan Bone.

Selain manuskrip Jawa ada juga dari Bali dan Bugis. Dirinya tidak hanya merampas manuskrip dari Kraton Jogja tetapi juga dari tempat lain. 

"Sebagai pejabat kolonial dan kolektor naskah, selama bertugas di Jogja antara 1811-1816 dia telah mengumpulkan sebanyak 75 naskah yang kemudian dijual ke British Library. Sepertiga dari koleksi itu berasal dari Kraton Jogja sedangkan sisanya berasal dari pembelian dan diberikan oleh temannya," kata Peter. 

Salah satu naskah manuskrip itu adalah naskah Panular yang ditulis oleh Raden Temanggung Notodingrat yang kelak diangkat sebagai Paku Alam II. Naskah itu berisi kehidupan sehari-hari di Kraton Jogja 200 tahun yang lalu dan semacam buku diari yang ditulisnya.  

BACA JUGA: Pemerintah Inggris Kembalikan Manuskrip Jawa Kuno Era HB II ke DIY

Mantan Sekretaris DPAD DIY, Theresia Trisundari menyatakan, tersusunnya buku naskah sumber arsip ini memang berawal dari penelusuran pihaknya terhadap arsip dan naskah di British Library sehingga menghasilkan dokumen terkait foto yang sayang untuk tidak dipublikasikan. 

"Proses penelusuran sejak 2014 diawali ke arsip nasional, peneliti di sana kemudian diminta menemui Prof. Peter Carey dari sana kami disarankan bertemu dengan pimpinan koleksi naskah Asia Afrika di British Library dan berkunjung ke sana," ungkapnya. 

Pada 2015 dari kunjungan itu pihaknya terus komunikasi karena naskah aslinya tidak bisa kembali akhirnya dijanjikan digitalnya.

Lantaran jumlahnya banyak, maka setiap tahun hanya diberi 4-5 naskah. Digitalisasi dilaksanakan bertahap karena terkendala dana, akhirnya dicarikan donatur dan dapat lah dari pengusaha keturunan India.  "Kemudian proses digitalisasi berlangsung selama satu tahun setelahnya diserahkan bersamaan dengan peringatan Jumenengan HB X yang ke 30 tahun," ujarnya. 

Dosen Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Sekolah Vokasi UGM, Waluyo menerangkan naskah sumber arsip yang diluncurkan itu merupakan menuju naskah sumber lantaran di dalamnya baru berisi proses penelusuran dan mengopi salinan naskah tersebut.

Oleh karena itu, langkah kedua adalah bagaimana mengambil alih naskah asli itu, tetapi apakah ketika dikembalikan bisa terjaga dengan baik. Kemudian para pengkaji sejarah dan manuskrip kuno pun masih sedikit yang berasal dari akademisi Indonesia. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 10 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 08:27 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement