Seminar Ilmiah Universitas Sanata Dharma, Masyarakat Kompeten Jadi Kunci Majunya Demokrasi
Advertisement
SLEMAN—Pengajar Filsafat di Universitas Sanata Dharma, Haryatmoko menilai masyarakat berperan penting dalam demokrasi.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Seminar Ilmiah Dosen 2023 dalam rangka Dies Natalis ke-68 Sanata Dharma yang bertajuk Peran Perguruan Tinggi dan Akademisi Dalam Dinamika Politik Indonesia Terkini di Gedung Administrasi Kampus III USD Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Rabu (20/12/2023).
Advertisement
Menurut demokrasi Indonesia saat ini tidak sehat. Pasalnya, Tingkat keterpilihan di Masyarakat sangat bergantung dengan politik transaksional.
Di sisi lain, partisipasi juga sangat lemah karena kedaulatan hanya menutupi realitas pertarungan kekuasan di antara kelompok terntentu dan partai politik. “Uang jadi penentu sehingga rentan terhadap praktik-praktik korupsi di semua lini,” kata Haryatmoko.
Menurut dia, untuk penguatan demokrasi bisa dilakukan dengan menciptakan masyarakat yang kompeten. Ciri ini bisa dilihat adanya sikap politik berdasarkan informas yang memadai, menyadari hak dan kewajiban serta bisa memperjuangkan sebagai warga negara.
Selain itu, dapat menilai kebijakan public secara koheren engan tetap mengacu pada nilai-nilai bersama. Haryatmoko berpendapat, tatanan Masyarakat yang kompeten dapat diwujudkan melalui beberapa cara dengan metode kartu pelaporan warga sperti tentang Tingkat kepuasan kinerja atau memberikan indikasi adanya prilaku koruptif serta bisa mendesain standar kinerja.
“Membentuk masyarakat yang kompeten memang sulit karena tidak hanya berhenti dalam diskusi di seminar. Tapi, harus dilaksanakan sehingga bisa berpartisipasi aktif untuk penyelenggaraan pemilu yang lebih baik,” katanya.
BACA JUGA: Lakon Petruk Dadi Ratu Dipentaskan Saat Dies Natalis ke-68 Universitas Sanata Dharma
Akademisi UGM, Arie Sujito mengatakan, kisruh politik jelang Pemilu 2024, khususnya pemilihan presiden merupakan gejala akut konsolidasi elit berkuasa dan bukan isu politik rakyat atau kewarganegaraan berdemokrasi. Hal ini dikarenakan hanya perebutan atau mempertahankan kekuasan yang menjadi bagian integral dari kalkulasi elit politik.
Menurut dia, perguruan tinggi dapat memroduksi pengetahuan yang kritis dan subyek demokrasi. Oleh karena itu, dia menilai persaingan antaruniversitas harus dikesampingkan karena harus saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan yang mulia. “Kampus-kampus memiliki keunggulan sendiri-sendiri sehingga bisa berkolaborasi untuk bersama memecahkan masalah yang ada di Masyarakat,” katanya.
Anggota DPR RI, Arya Bima mengatakan pergerakan mahasiswa atau intelektual muda memiliki peran yang besar pada masa pra maupun sesudah kemerdekaan. Ia mencontohkan, saat pergerakan partai politik banyak dihuni oleh kaum intelektual maupun mahasiswa.
Hal yang sama juga terlihat pada saat pembentukan parlemen juga melibatkan kalangan intelektual. “Semua satu pemikiran yakni satu untu semua dan bukan mengataskan atas golongan atau kelompok tertentu. Yakni untuk bangsa Indonesia,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
Advertisement
Advertisement