Advertisement

Ditarget Rp32 Miliar, PAD Wisata Gunungkidul Baru Tercapai Rp12 Miliar

David Kurniawan
Minggu, 22 Juni 2025 - 12:57 WIB
Jumali
Ditarget Rp32 Miliar, PAD Wisata Gunungkidul Baru Tercapai Rp12 Miliar Seorang pengendara motor sedang melintas jalan depan Gunung Api Purba, Kalurahan Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Sabtu (28/12/2024). - Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pariwisata Gunungkidul tahun ini menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi wisata sebesar Rp32 miliar. Namun, hingga awal Juni, PAD yang masuk sebesar Rp12,2 miliar.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi, Dinas Pariwisata Gunungkidul, Supriyanta mengatakan, pihaknya terus berupaya menambah pundi-pundi PAD dari retibusi tiket masuk kawasan wisata. Tahun ini, ada target kunjungan sebanyak 3,5 juta wisatawan dan pendapata untuk mengisi kas daerah sebanyak Rp32 miliar.

Advertisement

BACA JUGA: PAD Wisata di Gunungkidul Capai Rp13,6 Miliar 

“Kami masih terus berupaya mengoptimalkan sektor pendapatan dari retribusi tiket masuk pariwisata,” kata Supri, Minggu (22/6/2025).

Dia menjelaskan, hingga awal Juni pendapatan yang masuk sebesar Rp12.247.446.495. Adapun jumlah pengunjung yang datang mencapai 1,2 juta orang.

“Memang belum ada separuh dari target, tapi kami tetap berusaha memenuhi target yang dibebankan,” katanya.

Supri berpendapat sudah ada sejumlah agenda yang dipersipakan untuk mengoptimalkan pendapatan maupun kunjungan wisata. Sebagai contoh, baru saja digelar kegiatan Festival Bonsai Nasional.

Selain itu, pada pertengahan Juli mendatang juga digelar Geopark Night Specta yang digelar di kawasan Embung Gunung Api Purba Nglanggeran. Selanjutnya, pada Sempteber mendatang juga diselenggarakan even Gunungkidul Tourims Fest di Desa Wisata Sembrani di Kalurahan Watusigar, Ngawen.

“Mudah-mudahan ini bisa mendongkrak kunjungan wisata ke Gunungkidul,” katanya.

Disinggung mengenai pendapatan yang belum optimal, Supri mengakui bahwa destinasi wisata di Bumi Handayani didominasi wisata alam. Oleh karenanya, kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan.

“Kalau cuaca buruk, maka antusiasme kunjungan berkurang,” katanya.

Di sisi lain, adanya larangan study tour yang diterapkan di beberapa daerah ikut berdampak terhadap kunjungan wisata ke Gunungkidul. “Padahal studi tour menjadi salah satu untuk mendongkrak tingkat kunjungan dan dampaknya sudah terasa. Tapi, kami tetap yakin dan terus berusaha mencapai target pendapatan maupun kunjungan wisata ke Bumi Handayani,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Wardhana menambahkan, libur panjang yang bertepatan dengan libur nasional dan cuti bersama ikut mempengaruhi kunjungan wisata. Pasalnya, momen ini dinilai terlalu sering dan berdekatan membuat antusiasme pengunjung berkurang.

Di sisi lain, juga ada larangan kegiatan studi tour dari sekolah yang membuat kunjungan rombongan pelajar menurun drastis. “Efisiensi anggaran di banyak instansi dan sekolah membuat perjalanan wisata bukan lagi menjadi prioritas sehingga memberikan pengaruh,” katanya.

Meski demikian, ia berharap sektor kepariwisataan di Gunungkidul bisa terus tumbuh. Oleh karenanya, upaya promosi akan terus digencarkan sehingga kunjungan wisata dapat terus ditingkatkan.

“Promosi menjadi salah satu kunci untuk mengenalkan keindahan destinasi wisata di Gunungkidul,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Perang Iran-Israel Makin Membara, Ekonom Ingatkan Rupiah Bisa Makin Tertekan

News
| Minggu, 22 Juni 2025, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju

Wisata
| Jum'at, 20 Juni 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement