Advertisement

Hujan Turun, Muncul Harapan di Pertanian Gunungkidul

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 07 Januari 2024 - 18:57 WIB
Arief Junianto
Hujan Turun, Muncul Harapan di Pertanian Gunungkidul Petani menyiapkan lahan di lahan Padukuhan Gading I, Kalurahan Gading, Playen, Gunungkidul pada Sabtu (7/1/2024). - Harian Jogja/Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul menyampaikan bahwa sektor pertanian padi di zona selatan Gunungkidul tak lagi jadi masalah setelah hujan sempat turun selama tiga hari lalu.

Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan petani Gunungkidul terbiasa dengan sistem budi daya atau menanam ngawu-awu. Menggunakan sistem tersebut berarti benih padi justru ditanam sebelum musim hujan tiba.

Advertisement

“Hal ini dilakukan dengan harapan menghemat air untuk pertanaman musim berikutnya, serta kecukupan tenaga kerja masing-masing untuk olah lahan dan tebar benih,” kata Raharjo dihubungi, Sabtu (7/1/2024).

Raharjo menambahkan sistem tanam ngawu-awu tersebut dilakukan sebelum diprediksi gagal karena perubahan iklim.

Dia mengaku El-Nino menyebabkan kemarau lebih panjang dan kering sehingga musim hujan mundur pada Januari 2024.

Padahal banyak petani khususnya di zona selatan telah menanam sejak bulan November dan Desember 2023.

Berdasarkan laporan DPP Gunungkidul, luasan tanam padi dan jagung serta kedelai sampai 31 Desember 2023 mencapai 11.569 hektare. Dari angka itu, luas tanam padi sebanyak 9.774 hektare dan luas tanam jagung dan luas tanam kedelai 4 hektare. “Namun dengan adanya curah hujan pada Januari yang jatuh pada 3, 4, dan 5 Januari 2024 memberikan harapan tumbuh kembali pertanaman yang ada,” katanya.

Sementara itu, Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan bahwa berdasarkan laporan lapangan, hujan turun merata di seluruh Gunungkidul selama dua hari sehingga jajarannya mengimbau petani segera melakukan penanaman musim tanam pertama.

BACA JUGA: Gunungkidul Butuh Regenerasi Petani

Sebelumnya, DPP telah melakukan monitoring. Hasil monitoring tersebut adalah ada pertanaman padi yang terlanjur tumbuh dan mengalami kekeringan. Intensitas kekeringan dari ringan sampai berat. “Tetapi dengan adanya hujan dua hari ini dan hari selanjutnya semoga pertanaman pulih kembali dan bisa panen,” kata Rismiyadi.

Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan di Balai Penyuluh Pertanian Tanjungsari, Wahyudi mengatakan hujan di Kapanewon Tanjungsari turun selama dua hari. Dia menerangkan curah hujan pada 4 Januari 2024 sebesar 40 milimeter dan 5 Januari 2024 sebesar 16 milimeter. “Kami berharap hujan terus dan petani dapat panen nantinya meski musim tanamnya mundur, diperkirakan Maret 2024 akan panen nantinya,” kata Wahyudi.

Ketua Kelompok Tani Karya Tani Padukuhan Dunggubah II, Duwet, Wonosari, Samidi mengaku hujan yang turun memberikan harapan kepada benih yang telah ditanam sejak bulan November dan Desember 2023. “Alhamdulilah Padukuhan Dunggubah [I dan II] juga sudah hujan. Benih yang sudah ditanam masih bisa tumbuh. Hanya jagung yang mengalami tanam ulang,” kata Samidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

DPRD Sleman Studi Tiru Ke Denpasar Bali

DPRD Sleman Studi Tiru Ke Denpasar Bali

Jogjapolitan | 11 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah

News
| Senin, 06 Mei 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement