Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
Advertisement
BANTUL—Laga Indonesia melawan Jepang pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) beberapa waktu lalu diwarnai dengan koregrafi apik dari suporter tuan rumah. Tampilan apik koreografi itu tak lepas dari tangan dingin pemuda asal Banguntapan, Bantul.
Seorang pria dengan kemeja batik berwarna cokelat dan putih duduk sambil mengutak-atik layar tablet gambar di studio yang berada di kawasan Banguntapan Bantul. Dari sana, ilustrasi karakter dengan perpaduan beberapa warna tercipta.
Advertisement
Pria tersebut bernama Febru Danar Surya, atau akrab disapa Aru, 27, warga Banguntapan, Bantul. Aru merupakan lulusan Jurusan Desain Komunikasi Visual dari SMK Koperasi Yogyakarta pada 2016.
Sejak lulus, Aru yang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap desain, mulai bekerja sebagai ilustrator freelance. Semenjak lulus, Aru juga pernah bekerja sebagai ilustrator di salah satu agensi desain di Jogja. Namun, idealismenya tinggi, dia ingin memiliki usaha sendiri.
Idealisme itu menjadi fondasi untuk mendirikan Sultan Desain, sebuah usaha jasa desain ilustrasi sejak 2016. Aru mengaku ketika masih bekerja di agensi, sepulang bekerja, dia selalu menyempatkan diri untuk menggarap proyek desain dari usaha miliknya.
Saat ini, Sultan Desain mampu mengerjakan 15-20 desain dalam sebulan. Proyek tersebut dikerjakannya bersama dengan tiga orang anggota Sultan Desain lain.
Awal Oktober 2024, Aru mendapat pesan dari Benediktus Arden, pendiri La Grande Indonesia, kelompok suporter, melalui sosial media Sultan Desain. Pesan itu, menyuratkan keinginan La Grande Indonesia agar Aru mendesain koreografi untuk pertandingan Indonesia melawan Jepang pada pertengahan November 2024. Aru yang tak pernah mengerjakan ilustrasi terkait dengan sepak bola merasa kaget mendapat tawaran tersebut.
“Tiba-tiba kita dihubungi Mas Arden, pendiri [La Grande Indonesia], diajak bekerja sama untuk membuat koreografi yang kemarin meledak,” ujarnya di kantor Sultan Desain, Banguntapan, Bantul, Kamis (21/11/2024).
BACA JUGA: Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
Dalam pesannya, Arden meminta agar ilustrasi yang dijadikan koreografi tersebut ada karakter Gundala dan Godzilla. Dua karakter ikonik dari dua negara yang akan berlaga. Gundala dengan pakaian serba merah, menyiratkan warna jersei kebanggan Indonesia. Gundala merupakan karakter superhero lokal dari novel karya Harya Suraminata tahun 1969.
Putra Petir
Selama ini superhero tersebut dikenal dengan julukan “putra petir”. Kemampuannya untuk menembakkan petir dari telapak tangannya dan berlari secepat angin pun akan muncul saat hujan tiba.
Sementara karakter Godzilla dipilih untuk menggambarkan kekuatan Jepang dalam pertandingan pertengahan November lalu. Godzilla sendiri merupakan karakter monster fiksi dari Jepang yang sudah muncul sejak 1954.
Selain karakter tersebut, ilustrasi tersebut juga ada kalimat “Untungnya ku tak pilih menyerah” dari lirik lagu Bernadya, penyanyi asal Indonesia. Cuplikan lirik tersebut menggambarkan semangat juang Timnas Indonesia melawan Jepang.
Menurut Aru, karakter yang ada dan warna yang digunakan seluruhnya berasal dari permintaan La Grande Indonesia. “Semua [karakter yang ada] dari La Grande Indonesia, Sultan Desain hanya merealisasikan visual yang mereka inginkan,” ujarnya.
Aru menceritakan proses pengerjaan ilustrasi tersebut menghabiskan waktu tujuh hari dengan dua hari pembuatan sketsa. Menurutnya, proses pembuatan ilustrasi tersebut terkesan lancar. La Grande Indonesia hanya meminta dua kali revisi dalam kurun waktu tersebut. Ilustrasi tersebut akhirnya rampung pada 18 Oktober 2024. Setelah itu La Grande Indonesia menyalin ilustrasi tersebut ke kain seluas 50x26 meter sekitar sebulan lamanya. Kemudian, karya tersebut dibentangkan di Stadion Gelora Bung Karno pada Jumat (15/11/2024).
“Kami tidak mengalami problem yang besar [dalam pengerjaan ilustrasi La Grande Indonesia]. Karena kami sudah bilang ke La Grande kalau mereka datang ke jasa yang tepat. Kami akan bikin seperti itu, mungkin lebih bagus dari yang dibayangkan,” katanya.
Dari meja kerjanya, Aru berharap Sultan Desain akan terus berkembang dan merajai jasa desain di Jogja bahkan dunia, seperti namanya. “Harapan ke depan kita jadi raja desain di Jogja. Dari Jogja untuk dunia,” katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement