Advertisement

Fesyen Jadi Ajang Akulturasi Budaya

Sunartono
Minggu, 25 Februari 2024 - 09:37 WIB
Sunartono
Fesyen Jadi Ajang Akulturasi Budaya Penampilan karya tata busana dalam JFP 2024. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Karya fesyen menjadi salah satu media untuk akulturasu budaya. Sejumlah desainer dalam event Jogja Fashion Parade (JFP) 2024 selain mengangkat isu lingkungan juga membawa pesan akulturasi budaya.

Karya perpaduan ini menarik disimak baik antar budaya lokal di Indonesia maupun budaya fesyen antarnegara. Salah satu peserta asal Sumedang Jawa Barat, Giazka Fatma yang merupakan mahasiswa ISBI Bandung membawa karyanya bertajuk Futatsu No Bunka menampilkan perpaduan antara Jepang dengan Indonesia.

Advertisement

BACA JUGA : Imlek 2024, Kisah Kecap Manis yang Jadi Perantara Akulturasi Budaya

Penampilan karya tersebut sekaligus sebagai tugas akhir untuk semester akhir kuliahnya. “Karya ini terinspirasi dari wayang rama shinta digabung kimono formal Jepang pakai warna tertua di Jepang yaitu hitam. Dua budaya ini aku gabung jadi satu semacam akulturasi,” katanya, Sabtu (24/2/2024).

Desainer yang tampil pada JFP 2024 di SCH hari kedua sesi kedua dan ketiga didominasi berasal dari Jawa Barat, di antaranya dari Bandung terdiri atas Ghaida Khairunissam, Keiko Aviva N, Fira Safitri, Salwa Athira, Alliya Nur Azijah, Alma Salsabila Putri, Dita Dwi Yasintha , Qotrunada Salsabil Putri, Nandini Salsabilla Anisa Sunduz, Alya Hasna, Salma Husmun Latifah, Arini Najmadini, Matahari Partita Swara dan Prilla Nur Fadilah.

Kemudian Raydina Nata Shifa, Vara Septia Nurlita, Salwa Putri Lingga, Selma Yesi Y, Shafara Nathaniela A, Windi Atin, Nuri Muslimawati, Meida Putri Nurrahayu, Silva Gipsani, Dahlia Dianova (Bandung), Nisrina Iftinan Dhia, Audia Seftiani, Sobur Hidayat, Fikri Haikal, Dela Novita. Adapun dari kota lain ada Giazkha Fatma Delaneirabudy dari Sumedang, Azwa Tamara Thoyyiba dan Cucu Patimah dari Garut, Noviani Putri Andriana dari Karawang dan Sri Nenden Rindiawaty dari Cianjur.

BACA JUGA : Ini Ragam Budaya Bukti Akulturasi di Pajeksan dan Ketandan

“Pesertanya dari pemula sampai sudah di level tertinggi, sehingga JFP 2024 ini menjadi ajang yang memberikan manfaat bagi desainer. Karena lewat JFP ini mereka bisa mencapai transaksi dengan pihak yang menginginkan karyanya,” ujar penyelenggara JFP 2024 sekaligus pemilik Asmat Pro Panji Anom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sandiaga Angkat Bicara Terkait Syuting Film Artis Korea di Bali yang Terkendala Imigrasi

News
| Sabtu, 27 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement