Advertisement
Inflasi Gunungkidul Februari 2024 Sebesar 2,69 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul mencatat inflasi di Bumi Handayani pada Februari 2024 terhadap Februari 2023 sebesar 2,69% (year-on-year/yoy). Inflasi tersebut dapat diketahui melalui perhitungan persentase perubahan indeks harga konsumen (IHK).
Kepala BPS Gunungkidul, Joko Prayitno menerangkan IHK adalah indeks yang mengukur perubahan harga eceran barang dan jasa secara umum yang diwakili sekeranjang barang dan jasa yang memiliki proporsi paling besar dan penting dalam pengeluaran rumah tangga.
Advertisement
“Persentase perubahannya apabila positif akan menimbulkan inflasi. Sedangkan perubahan negatifnya disebut deflasi,” kata Joko dalam konferensi pers di Kantor BPS Gunungkidul, Jumat (1/3/2024).
Penyumbang utama inflasi bulan Februari 2024 secara yoy adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 2,69%. Pada kelompok itu, komoditas utama penyumbang inflasi yaitu beras dengan andil 1,17%, buncis 0,24%, cabai merah 0,21%, dan bawang putih 0,13%.
Selain itu ada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,13%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut adalah emas perhiasan.
Kemudian untuk komoditas penghambat inflasi pertama yaitu bawang merah -0,11%, bensin -0,06%, terong -0,05%.
Sementara capaian inflasi secara bulanan atau (month-to-month/mtm) pada Februari 2024 terhadap Januari 2024 sebesar 0,43%. Joko menjelaskan penyumbang utama inflasi mtm adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,40%. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain beras dengan andil 0,24% dan cabai merah 0,07%.
BACA JUGA: Rekapitulasi Suara Rampung, KPU Jogja Lanjut Susun SK Penetapan Jumlah Kursi Legislatif
“Sedangkan komoditas yang menghambat inflasi pertama bawang merah dengan andil -0,04 persen,” katanya.
Lebih jauh, Joko mengatakan BPS Gunungkidul juga membandingkan angka inflasi di daerah sekitar seperti Wonogiri, Kota Surakarta, dan Kota Jogja. “Paling rendah Kota Jogja, lalu Gunungkidul, Kota Surakarta, dan disusul Wonogiri,” ucapnya.
Disinggung perihal inflasi menjelang ramadhan, kata Joko kecederungan belanja masyarakat meningkat. Harga komoditas seperti bahan pokok lantas naik. Menurut Joko, komoditas yang perlu diantisipasi adalah cabai rawit. Meski sempat turun, harga cabai rawit mulai terjadi pergerakan lagi.
“Itu juga tergantung dari Pemerintah. Misal kalau komoditas sudah tersedia di lapangan bisa juga dikendalikan. Tapi tren musiman [ramadhan] naik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Minggu 28 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Minggu 28 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Minggu 28 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 28 April 2024
Advertisement
Advertisement