Advertisement

Promo November

Menyambut Datangnya Ramadan, Warga Sukaria Ikut Nyadran Agung di Alun-Alun Wates

Newswire
Kamis, 07 Maret 2024 - 11:57 WIB
Maya Herawati
Menyambut Datangnya Ramadan, Warga Sukaria Ikut Nyadran Agung di Alun-Alun Wates Suasana Nyadran Agung di Alun-alun Wates, Kulonprogo. Antara - Sutarmi

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Melestarikan budaya menyambut datangnya Ramadan, Pemkab Kulonprogo menggelar upacara adat Nyadran Agung di Alun-alun Wates sebagai upaya melestarikan budaya.

Penjabat Bupati Kulonprogo Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulonprogo, Rabu, mengatakan Nyadran Agung merupakan agenda besar Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menjelang Ramadan.

Advertisement

"Tradisi Nyadran dilaksanakan setiap tahun, ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya Jawa yang sudah menyatu di dalam masyarakat yang dilaksanakan setiap bulan ruwah,” kata Ni Made, Kamis (7/3/2024).

Ia mengatakan Nyadran Agung merupakan salah satu warisan budaya Islam-Jawa yang diajarkan oleh Wali Sanga, yang terangkai bagaikan sebuah untaian legenda, penuh ketakjuban, karena sarat makna keislamannya.

Wali Sanga dikenal bukan hanya penyebar Islam yang gigih dan produktif, melainkan juga perintis berbagai kegiatan kreatif tradisi dan seni Islami. Hal ini juga disampaikan oleh Ni Made dalam sambutannya, mengenai tradisi Nyadran.

Selain itu, Ni Made juga mengungkapkan bahwa melalui nyadran dapat dijadikan sebagai sarana silaturahmi untuk mempererat persaudaraan, yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, tanpa memandang status sosial ataupun agama yang menambah nilai keindahan suatu kebudayaan.

BACA JUGA: TPA Piyungan Ditutup: Sleman Baru Mampu Tangani Setengah dari Volume Sampah Per Hari

“Kegiatan Nyadran Agung salah satu budaya yang masih di uri-uri sampai saat ini yang merupakan kebudayaan bangsa yang dapat membangun toleransi, budi pekerti luhur dan juga sebagai pembelajaran untuk generasi muda agar menghormati leluhurnya," kata Ni Made.

Sementara itu, Paniradya Pati Panidraya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan nilai toleransi juga dapat dijumpai pada tradisi nyadran ini.

“Nyadran Agung di Kabupaten Kulonprogo bukan semata sebuah perayaan tetapi juga sebuah momentum untuk memperkuat kohesi sosial kemasyarakatan kita dengan doa bersama lintas agama. Kita menunjukkan kepada dunia bahwa keberagaman adalah kekuatan, bahwa kebersamaan dan harmoni adalah pondasi utama bagi pembangunan masyarakat yang lebih baik," kata Aris.

Menurut dia, Nyadran Agung ini sebagai titik awal bagi kita untuk terus menjaga dan merawat warisan budaya dan spiritual yang telah diamanatkan.

Melalui tradisi nyadran ini, Aris mengajak seluruh masyarakat untuk membangun dunia yang lebih damai, di mana setiap individu saling menghargai, memahami dan mendukung dalam perjalanan spiritual masing-masing.

“Semoga dalam Nyadran Agung 2024 ini membawa cahaya baru bagi kita semua, membuka pintu ke arah masyarakat yang lebih harmonis, berbudaya dan religius. Bersama kita membangun keutamaan dari tradisi, di mana cinta, keadilan dan perdamaian menjadi tumpuan bagi kehidupan kita bersama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement