Advertisement

TPA Piyungan Ditutup: Sleman Baru Mampu Tangani Setengah dari Volume Sampah Per Hari

Catur Dwi Janati
Kamis, 07 Maret 2024 - 10:27 WIB
Sunartono
TPA Piyungan Ditutup: Sleman Baru Mampu Tangani Setengah dari Volume Sampah Per Hari Petugas menjajal mesin pengolah sampah di TPST Tamanmartani, Sleman. - ist - DPRD Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman mengandalkan sejumlah fasilitas pengolahan yang ada untuk mengelola sampah mandiri saat TPA Piyungan ditutup. 

Setidaknya ada tiga jenis fasilitas pengolahan sampah yang dimiliki Kabupaten Sleman untuk mengolah sampah secara mandiri. Pertama ialah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Kedua Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R). Sementara yang ketiga yakni transfer depo sampah yang dioptimalisasi. 

Advertisement

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani menjelaskan saat ini TPST Tamanmartani telah beroperasi dan mampu mengelola sampah dari 9-10 truk sampah setiap harinya. Dengan estimasi satu truknya kurang lebih mencapai lima ton sampah.

"TPST Tamanmartani pernah mengelola sampah sampao 50 ton per hari," ungkapnya pada Rabu (6/3/2024).

Tak hanya di Tamanmartani, DLH Sleman lanjut Epi juga terus berproses menyiapkan operasional TPST di Minggir. Secara konstruksi bangunan pengolahan sampah di TPST Minggir telah rampung. Hanya saja DLH masih menunggu lelang jalan sebagai akses dari dan menuju ke TPST Minggir. 

"TPST Minggir sudah selesai, kami sudah instal listrik, instal peralatan, cuma tinggal akses jalannya masuk kesana yang kita belum punya," katanya. 

Rencananya TPST Minggir sendiri akan beroperasi pada bulan April. Berbeda dengan TPST Tamanmartani yang dibekali tiga modul mesin pengolahan sampah, di Minggir hanya dua modul yang akan dipasang. Dengan dua mesin tersebut TPST Minggir diproyeksikan mampu mengolah sekitar 40 ton sampah. Luarannya sama, mengolah sampah menjadi RDF. 

Bergeser ke TPS3R, pada November 2023 lalu Epi mencatat ada 22 TPS3R yang aktif beroperasi mengelola sampah di Sleman. Seperti namanya, TPS3R harus menerapkan konsep Reduce-Reuse-Recycle. Beberapa TPS3R di Sleman juga menghasilkan produk seperti kompos hingga pakan maggot.

Namun teranyar, Epi berencana membekali dua TPS3R dengan mesin khusus untuk mengelola sampah menjadi RDF, layaknya teknologi yang diterapkan di TPST. Dua TPS3R yang dibekali teknologi pengolahan sampah tersebut ditargetkan mampu mengolah tujuh ton sampah per hari. "Dua ini [TPS3R] segera kita percepat," ujarnya. 

Tak hanya TPS3R yang bakal dibekali mesin pengolahan sampah menjadi RDF, transfer depo sampah milik DLH justru lebih dulu telah mengoperasikan mesin tersebut. Sebanyak tiga transfer depo dioptimalisasikan dengan perangkat mesin yang mampu mengolah sampah menjadi RDF. "Tiga transfer depo yang kita optimalisasi kira-kira bisa mengolah 15 ton sampah per hari,"ungkapnya. 

Di sisi lain, jumlah produksi harian sampah di Sleman diungkapkan Epi saat ini berkisar di angka 240 ton. Sementara bila dua TPST, dua TPS3R dan tiga transfer depo semua beroperasi setidaknya separuh produksi sampah di Sleman mampu tertangani. "112 ton itu yang bisa kita kelola nanti pada bulan April," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengakuan Kedaulatan Palestina, Beberapa Negara Uni Eropa Bakal Deklarasi Bareng

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja Versi Mahasiswa, Cek Tempatnya

Wisata
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement