Advertisement

Beda Sikap Dinkes DIY dan Dinkes Gunungkidul Soal Status KLB Antraks

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 14 Maret 2024 - 14:27 WIB
Ujang Hasanudin
Beda Sikap Dinkes DIY dan Dinkes Gunungkidul Soal Status KLB Antraks Gejala Antraks - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan bahwa perlu banyak pertimbangan utamanya bagi kepala daerah seperti Bupati untuk menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Antraks.

Plt Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan pertimbangan dalam menetapkan KLB Antraks tidak hanya terkait dengan kesehatan namun juga pengaruhnya terhadap sektor lain utamanya ekonomi.

Advertisement

“Dulu waktu kasusnya masih banyak kami pernah mengusulkan [KLB Antraks]. Kalau kali ini perlu banyak pertimbangan. Pak Bupati pasti juga mempertimbangkan pengaruhnya dengan ekonomi, mungkin pertimbangannya beliau begitu. Oh ini sudah ditangani [antraksnya]. Banyak sekali pertimbangannya,” kata Dewi ditemui di kantornya, Kamis (14/3/2024).

Terlepas dari perlu dan tidaknya KLB Antraks, Dewi menyampaikan bahwa hal yang perlu dipahami dan dilakukan adalah menghindari praktik brandu. Selain perkara kesehatan, brandu yang menyebabkan penyebaran bakteri antraks dapat memengaruhi sektor lain seperti pariwisata.

Tiga hal pokok dalam mencegah munculnya antraks menurut dia adalah hewan sehat tidak akan menyebabkan antraks. Dengan begitu penanganan utama ada pada hewan. Selain itu perilaku manusia juga perlu diatur.

“Dengan makan daging sapi atau kambing sehat maka tidak akan tertular kita itu. Perilaku orangnya jadinya,” katanya.

BACA JUGA: Dinkes Sebut Antraks di Sleman-Gunungkidul Sudah Bisa Jadi KLB

Lebih jauh, dia menerangkan ada sebanyak 53 warga Gunungkidul yang terpapar hewan ternak positif antraks baik ikut memotong daging maupun makan daging. Dari jumlah itu, sebanyak 19 warga bergejala dengan dua di antaranya yaitu S dan istrinya. Keduanya saat ini dirawat di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM.

Dari 19 warga, sebanyak 17 orang di antaranya telah diambil sampel darah. Dari 17 tersebut, ada satu orang mengalami kelainan kulit dan 16 sisanya mengalami gejala diare dan demam.

“Jadi yang bergejala kulit itu dua orang satu keluarga [S dan istrinya]. Itu ditambah satu dari warga yang terpapar dengan luka di kulit khas antraks,” ucapnya.

Dewi mengaku baik S dan istrinya serta warga lain yang bergejala mengalami perkembangan kesehatan yang baik.

Sementara itu, Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul belum dapat ditemui. Ketika Harianjogja.com mendatangi kantor keduanya, mereka berada di ruangan namun belum dapat menemui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement