Advertisement

Telah Anggaran Rp1,6 Miliar, Proyek Balai Budaya Tuksono Dilanjutkan Lagi Tahun Ini

Triyo Handoko
Senin, 18 Maret 2024 - 18:37 WIB
Arief Junianto
Telah Anggaran Rp1,6 Miliar, Proyek Balai Budaya Tuksono Dilanjutkan Lagi Tahun Ini Pentas seni tradisi oglok dari Kalurahan Tuksono yang sudah mandiri budaya dan terus berupaya melestariakan tradisi. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pembangunan Balai Budaya Tuksono di Kapanewon Sentolo yang dianggarkan Rp1,6 miliar dilanjutkan lagi tahun ini. Progres pembangunan balai budaya tersebut sudah 60% dan akan dilanjutkan dengan menambah sarana prasarana yang dibutuhkan.

Balai yang dibangun di lahan seluas 2,6 hektare ini telah menghabiskan dana Rp728 juta untuk pembangunan pendopo utamanya. Anggaran sisanya sebesar Rp894 juta akan digunakan pada 2024 ini untuk kelengkapan lainnya seperti toilet, parkir, dan lainnya.

Advertisement

Lurah Tuksono, Zaenuri menjelaskan proyek pembangunan Balai Budaya itu sudah dimulai sejak 2023 lalu. "Tahun ini juga sudah turun izin penggunaan lahannya, sehingga pembangunannya dipastikan lancar," ujarnya, Senin (18/3/2024).

Zaenuri menyebut izin penggunaan lahan tersebut diperlukan lantaran tanah di atasnya berstatus Sultan Ground. "Sebelumnya ini lahan kosong yang memang diperuntukkan untuk fasilitas umum, dengan balai budaya ini maka diharapkan program dan kegiatan budaya di sini lebih berkembang," ujar dia.

Anggaran untuk pembangunan Balai Budaya Tuksono itu, jelas Zaenuri, dari Dana Keistimewaan. Kalurahan Tuksono sendiri sudah masuk sebagai kalurahan mandiri budaya. "Lewat predikat itu jadi jalan agar pemberdayaan masyarakat lewat budaya dapat terus ditingkatkan," katanya.

BACA JUGA: Proyek SPAM Tahun Ini Bangun 495 SR, 8 Kalurahan di Kulonprogo Bisa Akses Air Bersih

Pemberdayaan masyarakat itu dilakukan terutama, lanjut Zaenuri, pada sektor kuliner, kerajinan, dan ekonomi kreatif lain. "Ada juga nanti Kampung Tradisional yang berdekatan dengan Balai Budaya yang bisa jadi wadah pengembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Tak hanya produk fisik, menurut Zaenuri, berbagai seni tradisi juga terus dilestarikan di wilayahnya yang dapat mengungkit ekonomi masyarakat. "Seperti kami punya kelompok seni tradisi, seperti oglek, jatilan, dan lainnya, selain melestarikan budaya juga bisa dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Puncak Musim Kemarau Diprediksi Juli-Agustus, Soal El Nino Ini Kata BMKG

News
| Sabtu, 27 April 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement