Pekan Pertama Ramadan, Harga Sembako Sleman Mulai Turun, Segini Detailnya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pekan pertama Ramadan, harga-harga sejumlah bahan di Sleman mengalami penurunan.
Masa panen yang mulai terjadi di sejumlah wilayah membuat pasokan produksi bertambah yang berdampak pada penurunan harga beragam komoditas pangan.
Advertisement
Wakil Lurah Pasar Sleman, Sarjiyem mengungkapkan di pekan pertama Ramadan kali ini, harga sejumlah komoditas bahan pangan terpantau mengalami penurunan.
Komoditas cabai, menjadi bahan pangan yang mengalami penurunan harga paling kentara. Hampir segala jenis cabai mengalami penurunan harga di sepekan pertama Ramadan ini. "Kalau yang turun itu cabai," terang Sarjiyem, Selasa (19/3/2024).
Cabai merah besar mengalami penurunan paling signifikan di antara jenis cabai lainnya. Bila pekan lalu harganya berkisar di angka Rp85.000 per kilogram, di pekan pertama ramadan ini harganya turun Rp25.000 menjadi di kisaran Rp60.000 per kilogram. "Iya [turunnya jauh], cuma baru kemarin," ungkapnya.
Sementara untuk jenis cabai rawit merah dan cabai hijau penurunannya sekitar Rp10.000. Dari sebelumnya dijajakan dengan harga Rp60.000 per kilogram, kini keduanya dijual di rentang harga Rp50.000 per kilogram. "Ya [itu harga] rata-rata, karena teman-teman ada yang jualnya lebih tinggi ada yang lebih rendah," imbuhnya.
BACA JUGA: Harga Cabai Mahal, Mendag: Indonesia Butuh Sistem Tanam yang Tidak Terpengaruh Cuaca
Selain beragam jenis cabai, rata-rata harga bawang merah terpantau juga mengalami penurunan di pasar. Bila sebelumnya bawang merah dibanderol dengan harga Rp32.000 per kilogram, di pekan pertama ramadan ini harganya mulai turun di angka Rp30.000 per kilogram.
Sementara untuk komoditas beras juga mengalami penurunan, meskipun belum masif. Saat ini harga beras premium berkisar di angka Rp16.000-Rp16.500 dari sebelumnya Rp17.000-Rp17.500 per kilogram.
Banyaknya komoditas yang mengalami penurunan harga, disebut Sarjiyem bukan karena menurunnya permintaan konsumen. Penurunan ini diduga Sarjiyem dipicu lantaran keberhasilan panen di sejumlah wilayah yang meningkatkan jumlah ketersediaan bahan pangan. "Produksinya bertambah, kalau permintaan sebenarnya enggak turun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku Praktik Politik Uang Bakal Ditindak Tegas Polres Kulonprogo, Ini Hukumannya
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
- KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
Advertisement
Advertisement