Advertisement
Waduh! Ratusan Hektare Lahan di Sleman Barat Dibiarkan Nganggur

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab saat ini mencatat di wilayah Sleman barat ada sekitar 100 hektare lahan dibiarkan bero alias tidak ditanami sama sekali. Diduga karena ketersediaan air yang tak mencukupi menjadi penyebab lahan dibiarkan terbengkalai.
Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Setda Sleman, Heru Saptono mengatakan, pihaknya belum melakukan pendataan secara menyeluruh, tapi saat ini ada fenomena tanah bero di Sleman barat meliputi Kapanewon Minggir dan Moyudan.
Advertisement
BACA JUGA: Petani Sleman Kini Bisa Panen Padi Empat Kali dalam Setahun dengan Varietas Padjajaran
Ia mencatat ada sekitar 100 hektare lahan milik petani yang tidak digarap hingga sekarang. "Salah satunya ada di Kedung Banteng di Kalurahan Sumberagung, Moyudan,” kata Heru kepada wartawan, Kamis (21/3/2024).
Dia menjelaskan, ratusan hektare lahan di Sleman barat dikarenakan ketersediaan air yang tidak mencukupi. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan Selokan Van Der Wijck di akhir tahun lalu.
Selain itu, keberadaan air hujan dinilai belum mencukupi dikarenakan kondisi tanah memiliki tingkat porositas yang tinggi. Akibatnya air yang ada meresap ke dalam tanah sehingga belum bisa dimanfaatkan untuk pertanian.
“Jadi faktornya kombinasi antara dampak dari perbaikan selokan dan musim hujan yang terlambat turun sangat berpengaruh terhadap adanya tanah bero di Sleman barat,” ungkapnya.
Menurut dia, kondisi ini sangat disayangkan karena dengan tidak ditanami maka dapat berperngaruh terhadap produksi padi di Bumi sembada. Oleh karenanya, saat sekarang ada kerja sama denga UGM untuk mengkaji agar lahan-lahan tersebut bisa dimanfaatkan sehingga bisa tetap produktif.
“Sayang kalau dibiarkan saja karena pemkab sudah berupaya mempertahankan area tersebut sebagai lahan hijau pertanian. Makanya sedang ada koordinasi dengan Profesor Wagiman [UGM] untuk mencari tanaman apa yang cocok dikembangkan sehingga lahan tetap bisa produktif,” katanya.
BACA JUGA: Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Sleman Gagal Tanam
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, kemarau Panjang yang terjadi di 2023 dampaknya masih dirasakan petani Sleman, khususnya di wilayah barat. Terlebih lagi, sambung dia, adanya perbaikan Selokan Van Der Wijck membuat pasokan air jadi semakin berkurang.
“Sleman barat memang jadi wilayah paling terdampak kemarau Panjang,” katanya.
Menurut Suparmono, kontur tanah di wilayah Sleman barat termasuk unik karena memiliki tingkat porositas yang tinggi. Upaya antisipasi sudah dilakukan dengan cara membantu pembuatan sumur dangkal, tapi selalu mengalami kegagalan.
“Ini yang dicarikan Solusi. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian DIY agar perbaikan selokan tidak dilakukan saat musim kemarau karena saat itu dilaksanakan, maka petani di Sleman barat akan terkena dampaknya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Fasilitasi Tahanan untuk Mengikuti Ibadah Jumat Agung dan Paskah 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menteri P2MI Puji Model Pemberdayaan Mantan Pekerja Migran Indonesia di Godean Sleman
- Pemkab Gunungkidul Pastikan Seluruh Kalurahan Telah Mencairkan Dana Desa Termin Pertama 2025
- Animo Masyarakat untuk Mengikuti PKG di Bantul Masih Minim, Pemkab Kerahkan ASN
- Pemerintah Kalurahan Gadingharjo Gandeng UNY Dalam Seleksi Pamong
- 694 Personel Dikerahkan Amankan Perayaan Paskah 2025 di Bantul
Advertisement