Advertisement

Promo November

Waduh! Ratusan Hektare Lahan di Sleman Barat Dibiarkan Nganggur

David Kurniawan
Kamis, 21 Maret 2024 - 13:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Waduh! Ratusan Hektare Lahan di Sleman Barat Dibiarkan Nganggur Dua orang petani di Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong, menanam padi, belum lama ini. Banyaknya sumber air membuat petani di wilayah Ponjong bisa menanam padi sebanyak tiga kali dalam setahun. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab saat ini mencatat di wilayah Sleman barat ada sekitar 100 hektare lahan dibiarkan bero alias tidak ditanami sama sekali. Diduga karena ketersediaan air yang tak mencukupi menjadi penyebab lahan dibiarkan terbengkalai.

Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Setda Sleman, Heru Saptono mengatakan, pihaknya belum melakukan pendataan secara menyeluruh, tapi saat ini ada fenomena tanah bero di Sleman barat meliputi Kapanewon Minggir dan Moyudan.

Advertisement

BACA JUGA: Petani Sleman Kini Bisa Panen Padi Empat Kali dalam Setahun dengan Varietas Padjajaran

Ia mencatat ada sekitar 100 hektare lahan milik petani yang tidak digarap hingga sekarang. "Salah satunya ada di Kedung Banteng di Kalurahan Sumberagung, Moyudan,” kata Heru kepada wartawan, Kamis (21/3/2024).

Dia menjelaskan, ratusan hektare lahan di Sleman barat dikarenakan ketersediaan air yang tidak mencukupi. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan Selokan Van Der Wijck di akhir tahun lalu.

Selain itu, keberadaan air hujan dinilai belum mencukupi dikarenakan kondisi tanah memiliki tingkat porositas yang tinggi. Akibatnya air yang ada meresap ke dalam tanah sehingga belum bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

“Jadi faktornya kombinasi antara dampak dari perbaikan selokan dan musim hujan yang terlambat turun sangat berpengaruh terhadap adanya tanah bero di Sleman barat,” ungkapnya.

Menurut dia, kondisi ini sangat disayangkan karena dengan tidak ditanami maka dapat berperngaruh terhadap produksi padi di Bumi sembada. Oleh karenanya, saat sekarang ada kerja sama denga UGM untuk mengkaji agar lahan-lahan tersebut bisa dimanfaatkan sehingga bisa tetap produktif.

“Sayang kalau dibiarkan saja karena pemkab sudah berupaya mempertahankan area tersebut sebagai lahan hijau pertanian. Makanya sedang ada koordinasi dengan Profesor Wagiman [UGM] untuk mencari tanaman apa yang cocok dikembangkan sehingga lahan tetap bisa produktif,” katanya.

BACA JUGA: Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Sleman Gagal Tanam

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, kemarau Panjang yang terjadi di 2023 dampaknya masih dirasakan petani Sleman, khususnya di wilayah barat. Terlebih lagi, sambung dia, adanya perbaikan Selokan Van Der Wijck membuat pasokan air jadi semakin berkurang.

“Sleman barat memang jadi wilayah paling terdampak kemarau Panjang,” katanya.

Menurut Suparmono, kontur tanah di wilayah Sleman barat termasuk unik karena memiliki tingkat porositas yang tinggi. Upaya antisipasi sudah dilakukan dengan cara membantu pembuatan sumur dangkal, tapi selalu mengalami kegagalan.

“Ini yang dicarikan Solusi. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian DIY agar perbaikan selokan tidak dilakukan saat musim kemarau karena saat itu dilaksanakan, maka petani di Sleman barat akan terkena dampaknya,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement