Kasus DBD di DIY Meningkat, Dinkes Minta Warga Kembali Galakkan Program 3M Plus
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY meminta warga untuk menggalakkan 3M plus untuk mengantisipasi sebaran demam berdarah dengue (DBD) yang kondisinya meningkat di awal tahun ini. Per 23 Maret tercatat 522 kasus DBD di wilayah DIY.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DIY Setiyo Harini mengatakan, secara rinci Gunungkidul menjadi wilayah dengan kasus tertinggi mencapai 311 kasus, diikuti oleh Bantul 76 kasus, Sleman 56 kasus, Kota Jogja 45 kasus dan Kulonprogo 34 kasus.
Advertisement
Kenaikan itu cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya dengan rata-rata ada yang naik dua sampai tiga kali lipatnya.
"Itu angkanya bukan semua DBB, kan ada DBD ada juga demam dengue. Kalau yang harus dilaporkan ke Kemenkes itu kan DBD, tapi di DIY sebagai bentuk kewaspadaan semua didata supaya masyarakat lebih hati-hati karena itu semua disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti," jelasnya, Selasa (26/3/2024).
Menurutnya, secara gejala baik DBD maupun demam dengue sama saja tapi paparan terparah dialami oleh pasien yang terjangkit DBD. Bahkan di Gunungkidul terdapat dua pasien yang meninggal dunia akibat terpapar penyakit tersebut. Sampai sekarang kasus pasien yang meninggal dunia itu masih diaudit oleh pihaknya untuk mengetahui secara detail penyebabnya.
BACA JUGA: Kasus DBD Terus Meningkat Akibat Faktor Perubahan Cuaca
"Dugaannya ada keterlambatan penanganan karena memang dari pihak keluarga seperti ada kekurangan tertentu. Kami belum bisa publish karena masih audit, tapi prinsipnya audit kematiannya belum selesai dilakukan," katanya.
Dinkes DIY, kata dia telah melakukan penanganan yang maksimal terhadap pasien DBD tersebut. Selain itu pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat luas untuk menggalakkan kembali program 3M plus yakni menguras tempat penampungan air; menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk.
"Satu rumah satu jumantik juga harus dilakukan yang itu tiap rumah entah ibu atau siapa jadi agen melaporkan kepada kader. Kadernya secara berjenjang melaporkan ke Puskesmas terkait kondisi jentik di rumahnya, secara psikologis ini memberikan efek ketika orang melaporkan," ujarnya.
Sementara terkait dengan program nyamuk berwolbachia yang digelar di sejumlah kabupaten kota dianggapnya hanya menjadi program intervensi pendukung saja, bukan upaya utama. Diketahui sudah ada tiga kabupaten dan kita yang melakukan program itu yakni Kota Jogja, Sleman dan Bantul.
"Karena masih terus dikembangkan riset-risetnya. Kalau riset dari Tahija Foundation terbukti di Kota Jogja menurunkan kasusnya sampai 77 persen. Ada lagi pandangan pakar nyamuk berwolbachia ini bisa menurunkan tingkat keparahan. Namun yang utama DBD ini pencegahannya dengan satu rumah satu jumantik atau 3M plus," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
Advertisement
Advertisement