Advertisement

DKV ISI Yogyakarta Gelar Pameran Visual Branding tentang Pasar Tradisional

Media Digital
Kamis, 04 April 2024 - 15:47 WIB
Ujang Hasanudin
DKV ISI Yogyakarta Gelar Pameran Visual Branding tentang Pasar Tradisional Panitia pameran visual branding tentang pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat berkunjung ke Harian Jogja, Kamis (4/4/2024). - Harian Jogja / Ujang Hasanudin

Advertisement

JOGJA—Mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar pameran visual branding tentang pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pameran ini rencananya digelar pada 26-28 April 2024 mendatang di Pendopo Ajiyasa, Jogja Nasional Museum (JNM), Jalan Ki Amri Yahya, Pakuncen, Wirobrajan, Jogja.

Ketua Pameran, Kalinda Almaxaviera mengatakan setiap tahun DKV ISI Yogyakarta rutin menggelar pameran visual branding. Tahun ini yang menjadi tema pameran adalah pasar Tradisional. Tema ini diambil bukan tanpa alasan. Sebab eksistensi pasar tradisional saat ini semakin meredup pamornya, bahkan sudah mulai banyak pasar yang kehilangan pengunjungnya atau pembeli. Salah satunya disebabkan oleh semakin banyaknya alternatif bagi masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok.

Advertisement

Supermarket, minimarket, hingga toko sayur dan sembako sudah sangat mudah ditemukan di mana saja. Apalagi di era digital ini, berbelanja apa saja juga bisa dengan mudah dilakukan melalui gawai. Selain itu, masyarakat modern tidak lagi perlu memikirkan waktu untuk berbelanja. Tidak seperti pasar tradisional yang cenderung hanya buka di waktu tertentu dengan rentang yang singkat, beberapa
minimarket bahkan ada yang memiliki jam operasional selama 24 jam.

Aspek modern dari berbagai alternatif tadi juga menjadi salah satu alasan pasar tradisional semakin ditinggalkan. Padahal banyak sekali aspek historis dan nilai kearifan lokal dari pasar tradisional yang tidak mungkin dimiliki oleh berbagai alternatif modernnya. Dengan meredupnya eksistensi pasar, kemungkinan nilai-nilai tersebut akan hilang menjadi lebih besar

"Karena itu kami mengusulkan perlu adanya ruang untuk menginformasikan pasar tradisional. Oleh karenanya, pada pameran visual branding tahun ini, DKV ISI Yogyakarta mengangkat tema pasar tradisional bertajuk “Masar” yang berarti main ke pasar," katanya saat berkunjung ke kantor Harian Jogja, Kamis (4/4/2024).

BACA JUGA: Pameran Seni Reka Rekah Digelar di RJ Katamsi ISI Jogja

"Harapannya pameran ini dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap pasar tradisional, tidak lagi hanya sebagai tempat membeli kebutuhan pokok, tetapi juga sebagai tempat rekreasi. Apalagi untuk generasi muda, pasar sudah bukan lagi sebagai pilihan utama untuk berbelanja," sambung Kalinda yang didampingi oleh Gabriel Zefanya Lasut Pusung (sekretaris), Zabryna Gafryella (humas), Hasna Sekar Vanda (humas), dan Niken Mahayuningtyas (publikasi dan dokumentasi).

Untuk menarik target audien, kata Kalinda, pameran ini mengusung konsep hunting atau berburu. Dalam eksekusi konsep general hunting tadi, pameran ini mengangkat scavenger hunt sebagai konsep utamanya.

"Scavenger hunt merupakan sebuah permainan anak di mana pemainnya diminta untuk mencari barangbarang tertentu yang terdapat di tempat yang telah ditentukan," trangnya.

Dalam konteks pameran visual branding ini dilakukan dengan mengajak orang-orang mencari suatu hal yang khas di setiap booth pasar. Pada pameran, permainan tersebut dilakukan dengan mengajak para pengunjung untuk mengumpulkan stiker dari tiap checkpoint (booth) yang nantinya dapat ditukarkan menjadi reward berupa stiker atau

Zabryna Gafryella menambahkan hanya 9 pasar tradisional di DIY yang diangkat dalam pameran visual branding ini, yakni pasar Jejeran, Mangiran, Pundong, Kebonagung, Tempel, Kokap,Wates, Munggi, dan pasar Ngalang. Kesembilan pasar tersebut dipilih karena memiliki keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas pasar tradisional.

pasar kokap punya komoditas gula Jawa, pasar Wates ada besengek menarik karena ada sif jualan, Gunungkidul pasar munggi ada puli tempe, pasar Ngalang Gunungkidul unik susunan pasar kayak candi, pasar tempel Sleman dibawah jembatan, 

"Misalnya Pasar Kebonagung Sleman ada anyaman karpet, di Pasar Mangiran uniknya komoditas olahan kelapa getak dan manggar, di pasar Pundong keunikannya ada mides. Kemudian di Pasar Jejeran Bantul ada sate klatak, di pasar Munggi Gunungkidul ada puli tempe," paparnya.

Adapun yang ditampilkan dalam pameran ini adalah logo, maskot, storytelling, media sosial, peta dan denah, print media, infografis, video profil, mindmap, dan booth. Selain pameran juga ada permainan dan hiburan. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilpres 2024 Usai, Anis Ajak Masyarakat Aceh Lanjutkan Perjuangan Perubahan

News
| Jum'at, 03 Mei 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 17:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement