Advertisement

2 Tanjakan Ekstrem di Sleman Patut Diwaspadai Pemudik dan Wisatawan

David Kurniawan
Minggu, 07 April 2024 - 07:37 WIB
Sunartono
2 Tanjakan Ekstrem di Sleman Patut Diwaspadai Pemudik dan Wisatawan Papan rambu peringatan rawan kecelakaan dipasang di Tanjakan Breksi di Kalurahan Sambirejo, Prambanan. Sabtu (6/4/2024). - Harian Jogja/David Kurniawan.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Perhubungan Sleman telah memetakan jalur rawan kecelakaan selama libur Lebaran 2024. Setidaknya ada dua tanjakan ekstrem rawan keclakaan yang patut diwaspadai pemudik maupun wisatawan ketika melintas di Kawasan wisata perbukitan Prambanan, Sleman.

Kepala Dinas Perhubungan Sleman, Arip Pramana mengatakan, selain jalur mudik, pemetaan juga dilakukan terhadap jalur wisata. Pasalnya, momen Lebaran bukan saja untuk pulang ke kampung halaman, namun selama liburan berlangsung juga ada kegiatan berwisata.

Advertisement

Ia tidak menampik objek wisata di Kapanewon Prambanan menjadi salah satu destinasi unggulan di Sleman. Diprediksi akan banyak wisatawan yang berkunjung mulai dari Kawasan wisata candi hingga alam perbukitan di Prambanan.

BACA JUGA : Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban dan Mobil Derek di Tanjakan Ekstrem

Dishub Sleman sudah melakukan kajian dan di Kapanewon Sleman terdapat dua tanjakan ekstrem, yaitu Tanjakan Breksi di Kalurahan Sambirejo dan Tanjakan Pereng di Kalurahan Sumberharjo.

Keduanya masuk kategori jalur wisata. Tanjakan Breksi untuk destinasi Tebing Breksi, Candi Ijo hingga Batu Papal. Sedangkan Tanjakan Pereng ada destinasi obelix, Mintorogo Hill hingga tembus ke Gunung Api Purba Nglanggeran di Kapanewon Patuk, Gunungkidul.

“Kalau warga lokal sudah terbiasa, tapi kalau wisatawan harus berhati-hati karena tanjakannya ekstrem,” kata Arip, Minggu (7/4/2024).

Ia menjelaskan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah membuat kajian berkaitan dengan Tanjakan Breksi. Adapun hasilnya, tanjakan ini memiliki kemiringan hingga 30 derajat, sedangkan umumnya kendaraan posisi aman melaju dengan tingkat kemiringan 25 derajat.

Hal yang sama juga terlihat di Tanjakan Pereng. Secara spesifik di jalur ini hanya direkomendasikan untuk kendaraan pribadi, sedangkan bus besar dilarang sehingga harus menggunakan shuttle menuju ke Obelix dan lainnya.

BACA JUGA : Tanjakan Clongop Gunungkidul Dinormalisasi Tahun Depan, Total Anggaran Rp64 Miliar

“Kalau menuju Tebing Breksi, bus besar masih bisa. Tapi, kalau parkiran sudah penuh maka harus antre di bawah untuk bisa masuk ke kawasan wisata ini,” katanya.

Persneling Rendah

Guna mengurangi risiko kecelakaan di dua tanjakan ekstrem di Prambanan, Dishub Sleman sudah mengambil beberapa langkah. Salah satunya, memasang rambu-rambu untuk berhati-hati, imbauan memakai persneling rendah dan lain sebagainya.

“Kami juga berkoordinasi dengan pengelola wisata. Harapannya, dengan antisipasi yang dilakukan, maka risiko kecelakaan dapat ditekan,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid mematok target kunjungan wisata selama libur Lebaran. Diperkirakan ada 300.000-450.000 pengunjung akan memadati Kawasan wisata yang dikelola pemkab maupun oleh Taman Wisata Candi (TWC). “Kami optimistis target ini bisa terpenuhi,” kata Ishadi.

BACA JUGA : Jalan Alternatif ke Gunungkidul dari Sisi Utara Dibangun 2024, Mengepras Tanjakan Clongop Gendangsari

Menurut dia, kunjungan masih didominasi oleh wisatawan dalam negeri. Adapun kunjungan ke destinasi juga belum bisa lepas dari objek unggulan seperti Kawasan wisata Candi, Lereng Merapi dan Tebing Breksi.

“Untuk destinasi lain juga ada peningkatan, tapi diprediksi tidak sebanyak kunjungan di destinasi di Kawasan Sleman sisi timur,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan PPP Kerja Sama Hadapi Pilkada Serentak 2024

News
| Selasa, 30 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement