Sultan Minta Lalu Lintas Penerbangan Bandara YIA Ditambah, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan, pihaknya masih akan melihat perkembangan lalu lintas penerbangan di YIA terlebih dahulu selama satu atau dua bulan ke depan menyusul ditetapkannya bandara itu sebagai satu-satunya bandara internasional di Jawa Tengah dan DIY.
Sultan mengakui bahwa mobilitas orang akan semakin banyak di bandara tersebut, tetapi kajian terhadap penambahan penerbangan harus direncanakan dengan matang.
Advertisement
Raja Keraton Yogyakarta itu menjelaskan, dimungkinkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan ditetapkannya YIA sebagai satu-satunya penerbangan internasional di DIY Jateng. Sebab mobilitas penduduk hanya lintas regional saja yakni dari area Solo atau Semarang yang akan terbang ke luar negeri. Potensi datangnya wisatawan pun disebutnya masih tergantung pada potensi penerbangan di YIA sendiri.
"Dampaknya ke jumlah wisatawan ya tergantung penerbangannya. Kalau memang bisa untuk menambah, ya menambah kalau ada pesawat. Kalau tidak tambah ya tidak bisa apa-apa, tetap terbatas," katanya, Kamis (2/5/2024).
Menurut Sultan, harusnya ada penambahan penerbangan yang dilakukan pengelola bandara dengan ditetapkannya YIA sebagai satu-satunya bandara internasional di DIY Jateng. Musababnya, selama ini saja masyarakat Jogja cukup kesulitan mencari tiket apalagi di akhir pekan. Ditambah lagi dengan adanya potensi lonjakan penumpang dari seputaran Jateng, maka harusnya bisa dimaksimalkan.
"Pastinya ke depan beban mobilitas yang masuk ke YIA lebih besar, ya dimungkinkan ada penerbangan tambahan. Maka apakah bandara mau ubah jadwal seluruh Indonesia supaya punya ruang untuk pesawat yang ke Jogja?," jelasnya.
Plh Ketua Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) DIY Edwin Ismedi Himna mengatakan, penetapan YIA sebagai satu-satunya bandara internasional di DIY Jateng merupakan peluang emas yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah setempat. Dengan status tersebut, otomatis Jogja bisa menjadi pemimpin kedatangan wisatawan untuk Jawa bagian tengah dan barat.
"Harusnya ada penambahan penerbangan langsung ke negara lain di Asia Tenggara agar Jogja tidak lagi menjadi pilihan kedua wisatawan di pulau Jawa. Kalau bicara wisatawan asing harusnya Jogja yang jadi leading sector," katanya.
Menurut Edwin, semua sarana dan prasarana sudah tersedia dengan cukup bagus di Jogja. Baik itu transportasi, restoran maupun perhotelan sudah sangat mumpuni dalam melayani wisatawan yang berkunjung. Hanya saja perlu penambahan penerbangan lainnya di YIA selain Malaysia dan Singapura agar peluang dari sektor pariwisata bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
"Penerbangan yang potensial dibuka itu bisa dari Thailand ya, karena ketika bicara tentang wisata religi di Borobudur otomatis yang Indochina mulai dari Vietnam, Myanmar, Laos, itu kan pasar potensial. Kemudian masih bisa menangkap peluang juga dari wisatawan Eropa yang transit di Bangkok, itu yang harus diperjuangkan dan kompetisi dengan negara lain," kata Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Minggu 24 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 24 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Advertisement