Advertisement

10 Kelurahan di Jogja Jadi Sasaran Skrining TBC

Newswire
Senin, 06 Mei 2024 - 14:17 WIB
Maya Herawati
10 Kelurahan di Jogja Jadi Sasaran Skrining TBC Skrining TBC / Ilustrasi Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 10 kelurahan di Kota Jogja menjadi sasaran skrining penemuan kasus aktif atau Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis (TBC) yang digencarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja Lana Unwanah di Jogja, Senin, menyebut 10 kelurahan itu memiliki potensi suspek (terduga) penderita TBC relatif lebih tinggi dibanding kelurahan lain.

Advertisement

"Kami lakukan pemetaan, kami lihat ada sekitar 10 kelurahan di delapan kemantren (kecamatan) yang memang potensi cukup tinggi. Itu sekarang coba kami sasar," katanya, Senin (6/5/2024).

Lana menyebutkan 10 kelurahan dimaksud yakni Kelurahan Bumijo, Prawirodirjan, Pringgokusuman, Kricak, Brontokusuman, Wirogunan, Pakuncen, Tegalpanggung, Klitren, dan Bausasran.

Menurut dia, tingginya potensi terduga kasus TBC di 10 kelurahan itu dipicu sejumlah faktor, salah satunya terkait mobilitas masyarakat yang tinggi.

"Walaupun secara umum di Kota Jogja mobilitasnya relatif sama, tapi di 10 kelurahan itu memang tinggi, jadi kami coba fokus di situ," kata dia.

Lana mengatakan temuan kasus TBC di Kota Jogja tahun 2023 sebesar 1.746 kasus yang mencakup kasus TBC Sensitif Obat (SO) dan kasus TBC Resisten Obat (RO). Temuan itu mencapai 96,79% dari target 1.690 penemuan kasus TBC periode itu.

BACA JUGA: Bersih-Bersih TPA Piyungan Butuh Waktu hingga Tiga Bulan

Menurut dia, metode ACF digencarkan dengan mengerahkan petugas puskesmas serta menggandeng tim dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM untuk mencari kasus positif, serta kontak erat kasus menggunakan mobile rontgen.

Apabila ditemukan kasus positif, petugas akan melakukan penapisan terhadap 15 sampai 20 kontak erat.

"Apakah di antara mereka itu ada yang positif atau istilahnya TB laten, jadi dia sudah tertular tapi belum menunjukkan gejala. Ini kalau dibiarkan dan tidak diobati dalam lima tahun ke depan akan menjadi TB aktif," kata dia.

Selain berfokus pada 10 kelurahan, menurut Lana, jemput bola penapisan kasus TBC juga menyasar para warga binaan di lembaga pemasyarakatan (lapas) setempat, termasuk para santri di pondok pesantren.

"Karena mereka (warga binaan) bersama selama 24 jam dalam jangka waktu panjang, bisa jadi ada orang baru kemudian membawa bakteri TB itu kita lakukan skrining," katanya.

Selain melalui ACF, pihaknya juga masih mengintensifkan kolaborasi multi sektor termasuk klinik hingga rumah sakit melalui pendekatan District based Public Private Mix (DPPM) untuk menekan kasus TBC di Indonesia.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis 7 November 2023 masih menempatkan Indonesia pada urutan dua teratas kasus TBC di dunia. Sementara berdasarkan data Kemenkes RI mencatat total kasus TBC tahun 2023 sebanyak 658.543 kasus per 3 November 2023.

Data di Global TB report pada 7 November 2023 menunjukkan urutan%tase jumlah kasus di dunia yaitu India (27%), Indonesia (10%), China (7,1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%), Bangladesh (3,6%), dan Republik Demokratik Kongo (3,0%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat 2 Kali Lipat dalam Sepekan

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement