Waspadai Leptospirosis di Sleman! Tiga Orang Meninggal Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus leptospirosis di Kabupaten Sleman terus bertambah. Hingga sekarang sudah ada 19 kasus warga terjangkit dan tiga orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan, tren penyakit leptospirosis di Sleman masih terus bertambah. Oleh karenanya, ia meminta Masyarakat mewaspadai penyakit yang penyakit ini. “Meski sudah masuk peralihan dari musim hujan ke kemarau, ancamannya tetap ada karena kasus penularan masih ditemukan,” kata Yuli, sapaan akrabnya, Ahad (26/5/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan, hingga akhir Mei sudah ada 19 warga Sleman terjangkit leptospirosis. Akibat penularan ini, tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
Secara kasus, Yuli tidak menampik, jumlahnya masih dibawah peristiwa yang terjadi di 2023. Pasalnya, tahun lalu ada 60 kasus leptospirosis dengan enam orang meninggal dunia.
Khamidah menjelaskan, ancaman penyakit leptospirosis erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya penyebaran dikarenakan air kecing tikus yang mengandung bakteri Leptospira.
Oleh karena itu, sambung dia, Masyarakat tetap diminta menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah. “Di masa peralihan dari musim hujan ke kemarau potensi penyebaran penyakit sangat banyak. Terlebih lagi untuk penyakit yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan maupun genangan air harus terus diwaspadai,” katanya.
BACA JUGA: Warga Prambanan Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, penyakit leptospirosis masuk kategori zoonosis karena bisa menular ke manusia melalui perantara hewan. Biasanya, penyakit ini disebabkan air kecing tikus yang mengandung bakteri Leptospirosa.
Oleh karenanya, ia meminta kepada masyarakat yang berada di Kawasan pertanian maupun perikanan untuk lebih berhati-hati. Guna mengurangi risiko penyebaran, bisa menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, Sepatu bot saat beraktivitas.
Pihaknya berkomitmen melakukan sosialisasi terhadap pencegahan bahaya penyakit leptospirosis. Selain itu, juga ada upaya menggalakkan program Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di tingkat kalurahan. “Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat [PHBS] serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
- Jadwal Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Kamis 21 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Kamis 21 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Produktifkan Lahan Kadar Keasaman Tinggi di Galur
- Jadwal dan Lokasi Keberangkatan Bus DAMRI di Jogja
Advertisement
Advertisement