Advertisement

Genjot Produksi Padi, 21 Kelompok Tani di Gunungkidul Dapat Bantuan Pompa Air

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 02 Juni 2024 - 19:07 WIB
Arief Junianto
Genjot Produksi Padi, 21 Kelompok Tani di Gunungkidul Dapat Bantuan Pompa Air Ilustrasi pompa air untuk irigasi sawah. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan bahwa ada sebanyak 21 kelompok tani (KT) di Gunungkidul telah mendapat bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian (Kementan). Pompa air ini menjadi salah satu solusi mengatasi sulitnya sumber air.

Bantuan itu juga merupakan program pompanisasi pemerintah pusat untuk mengakselerasi produksi padi di seluruh wilayah di Indonesia termasuk Gunungkidul.

Advertisement

Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan Kapanewon Semin menjadi wilayah dengan KT penerima bantuan pompa air terbanyak mencapai 16 kelompok. Adapun Wonosari dengan tiga kelompok, lalu Semin dan Paliyan masing-masing satu kelompok.

Kata dia, ke-21 kelompok itu juga telah menggunakan bantuan pompa untuk mengairi lahan pertanian sebagaimana di KT Ngudi Raharjo, Kalurahan Sumberejo, Semin. Lahan yang jadi objek pengairan menggunakan bantuan pompa kelompok itu adalah sawah tadah hujan dengan indeks pertanaman (IP) 100.

Sumber air yang ditarik berasal dari Sunga Oya. Jarak sungai dari lahan yang akan diairi sekitar 100-300 meter. Sungai itu, kata Raharjo juga mengalami penurunan debit air dari waktu ke waktu. Hal ini tentu dapat menjadi kendala irigasi pertanian.

Namun, KT Ngudi Rahajo mendapat pompa ukuran 4 inci. Dengan begitu, kelompok dapat dengan mudah memindah pompa menyesuaikan situasi dan kondisi. “Pemasangan pompa dapat membantu mengairi lahan seluas 15 hektare [ha],” kata Raharjo dihubungi, Minggu (2/6/2024).

Lebih jauh, Raharjo menjelaskan bahwa program pompanisasi pemerintah pusat berhilir pada swasembada padi 2024. Guna mencapai tujuan tersebut, optimalisasi air menjadi salah satu kuncinya.

BACA JUGA: Bantul Beri Bantuan 88 Mesin Pertanian untuk Kelompok Tani

Hanya, optimalisasi itu dilakukan secara kolaboratif. Pasalnya, KT hanya memiliki kewenangan memanfaatkan air di sumber-sumber tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan air irigasi skala kecil/rumah tangga tani. Seperti halnya dengan irigasi Simo, Ponjong yang menjadi kewenangan DPUP-ESDM DIY atau irigasi pompa air tanah dalam di Pulutan dan Sayangan yang menjadi kewenangan DPUPRKP Gunungkidul. “Kami hanya membantu sampai tingkat Poktan [KT] yang membutuhkan paling lima hingga sepuluh hektar area itu saja,” katanya.

Pemkab Gunungkidul melalui DPP juga mendukung program akselerasi produksi padi melalui berbagai bantuan seperti cultivator, traktor, dan paddy mower. “Cultivator dan traktor sudah kami distribusikan Maret 2024 kemarin. Kurang paddy mower,” katanya.

Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi juga telah mengatakan Kementan sebenarnya mengalokasikan bantuan pompa air untuk Gunungkidul sebanyak 26 unit. Hanya, penyaluran dilakukan secara bertahap.

Terkait program akselerasi produksi padi, dia mengaku Pemkab Gunungkidul juga mendorong masa panen yang biasanya satu kali dalam setahun menjadi lebih dari satu kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tindak Asusila, Ketua KPU Bayar Sewa Apartemen dan Janjikan Biaya Hidup Rp30 Juta per Bulan

News
| Rabu, 03 Juli 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Harga Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg dan Jam Buka

Wisata
| Sabtu, 29 Juni 2024, 16:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement