Advertisement

Retno Marsudi : Pelemahan Organisasi Pengungsi Palestina Sistematis, Harus Ada Pihak Yang Meningkatkan Bantuan

Catur Dwi Janati
Senin, 03 Juni 2024 - 19:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Retno Marsudi : Pelemahan Organisasi Pengungsi Palestina Sistematis, Harus Ada Pihak Yang Meningkatkan Bantuan Suasana Kuliah Umum yang bertajuk "Diplomasi Indonesia untuk Palestina" pada Senin (3/6/2024) di ruang Balai Senat UGM. - Istimewa // UGM

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi secara tegas tetap mengakui keberadaan Palestina sebagai negara. Namun situasi Palestina kini kian memburuk seiring berlanjutnya serangan Israel ke Gaza dan pelemahan organisasi yang menangani pengungsi Palestina/UNRWA.

Pelemahan UNRWA dinilai Retno merupakan tindakan yang sistematis. Di sisi lain tindakan pelemahan ini mengindikasikan Israel tak ingin adanya pengungsi yang kembali ke daerah asalnya.

Advertisement

"Memperlemah UNRWA itu memang sistematis karena Israel tidak mau pengungsi itu kembali dan kalau tidak ada pengungsi kan kalau kita negara kan harus ada rakyat, harus ada tanah, dan sebagainya," kata Menlu Retno seusai mengisi Kuliah Umum yang bertajuk "Diplomasi Indonesia untuk Palestina" pada Senin (3/6/2024) di Balai Senat UGM.

Padahal unsur sebuah negara ialah memiliki wilayah dan memiliki rakyat. Hal ini lah yang akan berusaha terus dibela. "Kita tetap ingin Palestina memiliki negara. Maka isu-isu yang menghambat pelaksanaan atau menghambat realisasi berdirinya sebuah negara Palestina itu yang akan kita bela," tegasnya.

Baca Juga

Menlu Retno Bicara Isu Palestina di Mahkamah Internasional

Perjuangan Menlu Retno Marsudi Perjuangkan Palestina Diapresiasi MUI

Menlu Retno: Indonesia Berdiri Tegak Bersama Palestina Lawan Penjajahan Israel

Retno menambahkan bila saat ini UNRWA setidaknya memerlukan bantuan keuangan untuk menangani 6 juta pengungsi Palestina. Tidak hanya pengungsi di Jalur Gaza, tapi juga yang ada di Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Sementara pelemahan yang dilakukan kepada UNRWA membuat harus ada pihak yang bisa meningkatkan pengiriman bantuan kepada para pengungsi.

"Dengan menyusutnya bantuan maka kita harus ada pihak-pihak yang meningkatkan bantuan dan yang meningkatkan bantuan itu antara lain Indonesia dan kita terus melakukan kerja sama komunikasi dengan komisioner jenderal UNRWA," tuturnya.

Di tengah situasi yang kian memburuk ini, Indonesia lanjut Retno siap mengirim bantuan kemanusiaan dan memperjuangkan diakuinya Palestina sebagai sebuah negara melalui jalur diplomasi di PBB. Retno menegaskan bila bantuan yang dikirim Indonesia sesuai dengan permintaan yang ada di lapangan.

"Kita bantuan dari waktu ke waktu dan sesuai dengan apa yang diperlukan di lapangan. Jadi pada saat kita membantu lewat darat dan juga lewat udara, kan kita pernah dengan Jordan untuk melakukan air drop bantuan itu adalah semua sesuai dengan permintaan di lapangan. Jadi saat itu obat-obatan terus kemudian selimut, terus kemudian parasutnya dati kita juga. Jadi begitu kita menerima ada permintaan bantuan itu biasa terus kita upayakan," terangnya.

Soal status keanggotaan Palestina di PBB, Retno menegaskan bilq Indonesia akan terus berjuang melalui Majelis Umum dan di Dewan Keamanan PBB agar Palestina diakui sebagai sebuah negara. "Mari kita gunakan semua pengaruh kita agar tidak ada veto lagi, yang terkait dengan keanggotaan penuh Palestina di PBB dan kita selalu menjadi negara yang berada di garis depan untuk mengupayakan itu," tandasnya.

Retno menyebutkan hingga saat ini sudah ada 144 dari 193 negara anggota PBB yang mengakui Palestina. Namun masih ada 49 negara belum mengakui Palestina sebagai negara yang mayoritas berasal dari negara barat.

Dalam menjalankan kebijakan hubungan politik luar negeri, Indonesia diterangkan Retno secara konsisten memegang prinsip nilai-nilai universal untuk terus mendukung dan membela bangsa Palestina. Agar bangsa Palestina tetap menjadi negara merdeka dan secara konsisten mendorong gencatan senjata sesegera mungkin dapat dilakukan.

Selain itu, Indonesia juga mendukung keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) agar Israel menghentikan serangan dan melakukan gencatan senjata. "Kita ingin keputusan ICJ ini dipatuhi israel dan agar DK PBB membuat keputusan memaksa israel untuk patuh," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Joe Biden Akui Penampilannya Kurang Maksimal di Debat Perdana Pilpres AS

News
| Sabtu, 29 Juni 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Gunung Batu di Tiongkok Dijuluki Ujung Pisau Berkat Bentang Alamnya yang Unik

Wisata
| Minggu, 23 Juni 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement