Advertisement

WAWASAN GENDER: Pentingnya Mendorong Peran Perempuan di Ranah Publik

Media Digital
Rabu, 05 Juni 2024 - 22:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
WAWASAN GENDER: Pentingnya Mendorong Peran Perempuan di Ranah Publik Suasana bedah buku di Museum Soeharto, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Rabu (5/6/2024) siang - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku di Museum Soeharto, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Rabu (5/6/2024) siang. Bedah buku bertajuk Perempuan, Agama, Stigma, dan CitaCita karya Ayu Alfian Jonas tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat baca warga. 

Kepala Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi DPAD DIY Rahmat Sutopo menuturkan bedah buku yang digelar kali ini adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Advertisement

Dengan gemar membaca, diharapkan masyarakat mendapatkan banyak manfaat. "Untuk kali ini buku yang dibedah adalah Perempuan, Agama, Stigma, dan Cita-Cita. Kami harapkan dengan adanya kegiatan ini maka pengetahuan dan minat baca dari masyarakat bisa meningkat," katanya, Rabu.

Sementara, anggota DPRD DIY, Umaruddin Masdar, memaparkan sebagai negara yang ingin berubah menjadi negara maju, penduduk Indonesia harus meningkatkan budaya literasi dan minat baca. Sebab, sampai saat ini Indonesia masih berada di peringkat bawah dalam hal minat baca dan literasi.

"Tapi, alhamdulillah untuk DIY ini minat baca dan literasinya tertinggi di Indonesia. Maka harus kita pertahankan peringkat ini. Bagaimanapun, mempertahankan lebih sulit, ini jadi tantangan buat kita bersama," kata politikus PKB ini.

Umaruddin mengungkapkan melalui bedah buku Perempuan, Agama, Stigma, dan Cita-Cita, dirinya berharap agar indeks pembangunan gender di DIY bisa lebih ditingkatkan. Oleh karena itu, dengan adanya bedah buku ini, semua pihak akan terbuka matanya dan mampu mendorong peran perempuan di ranah publik dalam proses pembangunan. "Ini yang kami harapkan. Karena bagaimanapun peran dari perempuan cukup penting," papar Umaruddin.

Sementara, pembedah buku, Umi Masruroh, mengungkapkan bedah buku Perempuan, Agama, Stigma, dan CitaCita, sangat penting. Sebab, buku ini mengangkat persoalan perempuan yang selama ini diibaratkan sebagai permata yang masih banyak tersakiti.

"Buku ini tidak hanya menampilkan sejarah panjang mengenai perempuan, tetapi juga mengenai kebijakan yang menyertai. Ada juga fakta mengenai perempuan saat ini, hingga stigma yang berkembang mengenai perempuan," kata Umi.

Oleh karena itu, Umi menilai buku setebal 166 halaman ini cocok untuk membuka mata terkait peran dan fakta dari perempuan. Selain itu butuh upaya kultural untuk mengubah budaya patriarki menjadi budaya egaliter. "Sehingga masyarakat bisa sadar mengenai posisi perempuan yang setara dengan lakilaki," katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Tak Ada Unsur Politis

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement