Advertisement
WAWASAN GENDER: Pentingnya Mendorong Peran Perempuan di Ranah Publik
Advertisement
BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku di Museum Soeharto, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Rabu (5/6/2024) siang. Bedah buku bertajuk Perempuan, Agama, Stigma, dan CitaCita karya Ayu Alfian Jonas tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat baca warga.
Kepala Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi DPAD DIY Rahmat Sutopo menuturkan bedah buku yang digelar kali ini adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Advertisement
Dengan gemar membaca, diharapkan masyarakat mendapatkan banyak manfaat. "Untuk kali ini buku yang dibedah adalah Perempuan, Agama, Stigma, dan Cita-Cita. Kami harapkan dengan adanya kegiatan ini maka pengetahuan dan minat baca dari masyarakat bisa meningkat," katanya, Rabu.
Sementara, anggota DPRD DIY, Umaruddin Masdar, memaparkan sebagai negara yang ingin berubah menjadi negara maju, penduduk Indonesia harus meningkatkan budaya literasi dan minat baca. Sebab, sampai saat ini Indonesia masih berada di peringkat bawah dalam hal minat baca dan literasi.
"Tapi, alhamdulillah untuk DIY ini minat baca dan literasinya tertinggi di Indonesia. Maka harus kita pertahankan peringkat ini. Bagaimanapun, mempertahankan lebih sulit, ini jadi tantangan buat kita bersama," kata politikus PKB ini.
Umaruddin mengungkapkan melalui bedah buku Perempuan, Agama, Stigma, dan Cita-Cita, dirinya berharap agar indeks pembangunan gender di DIY bisa lebih ditingkatkan. Oleh karena itu, dengan adanya bedah buku ini, semua pihak akan terbuka matanya dan mampu mendorong peran perempuan di ranah publik dalam proses pembangunan. "Ini yang kami harapkan. Karena bagaimanapun peran dari perempuan cukup penting," papar Umaruddin.
Sementara, pembedah buku, Umi Masruroh, mengungkapkan bedah buku Perempuan, Agama, Stigma, dan CitaCita, sangat penting. Sebab, buku ini mengangkat persoalan perempuan yang selama ini diibaratkan sebagai permata yang masih banyak tersakiti.
"Buku ini tidak hanya menampilkan sejarah panjang mengenai perempuan, tetapi juga mengenai kebijakan yang menyertai. Ada juga fakta mengenai perempuan saat ini, hingga stigma yang berkembang mengenai perempuan," kata Umi.
Oleh karena itu, Umi menilai buku setebal 166 halaman ini cocok untuk membuka mata terkait peran dan fakta dari perempuan. Selain itu butuh upaya kultural untuk mengubah budaya patriarki menjadi budaya egaliter. "Sehingga masyarakat bisa sadar mengenai posisi perempuan yang setara dengan lakilaki," katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kejagung Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Tak Ada Unsur Politis
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
- Kongres FPRB Kota Jogja Libatkan Unsur Pentahelix
- Pemilik Apartemen Malioboro City Desak Pemerintah Pusat Intervensi Soal SLF
- Wastra Katresnan : Panggung Apresiasi Karya Desainer Lokal di Puncak KarnaVALL Batik Indonesia
Advertisement
Advertisement