Advertisement
2 Kebakaran Besar Terjadi di Kulonprogo dalam Sepekan Terakhir, Sama-Sama karena Bakar Sampah
Suasana pemadaman kebakaran yang terjadi pada gudang kayu di Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates yang dilakukan Damkar Kulonprogo. - Istimewa/BPBD Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dalam sepekan terakhir terjadi dua insiden kebakaran yang cukup besar di Kulonprogo. Kebakaran pertama terjadi pada gudang kayu di Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Selasa (18/6/2024), sementara yang kedua adalah kebakaran lahan di Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Jumat (21/6/2024).
Bahkan, kebakaran terakhir yang melahap lahan hutan jati di Kalurahan Jatirejo mengakibatkan empat hektare tanah kas desa hangus. "Karena kebakaran terjadi di lahan, kami sempat kwalahan karena angin yang berhembus cukup kencang," kata Koordinator Damkar Kulonprogo, Purwaka, Minggu (23/6/2024).
Advertisement
Kedua kebakaran yang sama-sama disebabkan oleh pembakaran sampah di sekitar lokasi itu berhasil dipadamkan oleh Damkar, BPBD Kulonprogo.
Kondisi musim kemarau yang menyebabkan semak-semak dan pepohonan kering sehingga mudah terbakar, jelas Purwaka, juga menyebabkan kendala. "Sehingga waktu yang dibutuhkan sekitar dua jam lebih," terangnya.
Penanganan kebakaran pada musim kemarau ini memang jadi perhatian BPBD Kulonprogo. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa menyebut pihaknya sudah koordinasi dengan lembaga lain untuk bersama-sama mengatasi kebakaran pada kemarau 2024 ini.
BACA JUGA: Kebakaran Kawasan Wisata Bromo Tengger Berhasil Dipadamkan
Sarana penanganan kebakaran, jelas Budi, juga cukup memadai di mana terdapat tiga unit mobil pemadam, beberapa truk tangki air, dan peralatan lain. "Kebanyakan kebakaran saat kemarau dari data kami memang disebabkan pembakaran sampah," ungkapnya.
Budi meminta agar warga Bumi Binangun berhati-hati saat melakukan pembakaran sampah selama kemarau ini. "Kami minta agar kalau membakar sampah dijaga hingga api benar-benar padam dan tidak ada bara yang masih menyala," tegasnya.
Jika perlu pembakaran sampah dilakukan dengan menyiapkan air untuk pemadaman. "Jangan meninggal api itu mutlak, lalu sebisa mungkin menyediakan air untuk memadamkannya, soalnya kadang sudah dijaga tapi karena ada angin jadi merembet kemana-mana, supaya tidak terjadi kebakaran maka siapkan air supaya sewaktu-waktu bisa dipadamkan terutama bila tidak terkendali," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPBD Agam Catat Puluhan Korban Bencana Masih Belum Ditemukan
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- BPBD Bantul Susun Rencana Kontingensi Tsunami 2026 sampai 2028
- Pemkab Gunungkidul Tuntaskan Normalisasi 2 Luweng Rawan Banjir
- Jadwal Misa Natal 2025 Gereja Ganjuran, Ada 5 Sesi Ibadah
- Investasi Gunungkidul Tembus Rp687 Miliar, Serap 15.781 Pekerja
- Libur Nataru, 69 Personel SAR Siaga di Pantai Parangtritis
Advertisement
Advertisement



