Advertisement

Promo November

66 Tahun Sate Pak Parto Jadi Ikon Wisata Kuliner Kaliurang

Lugas Subarkah
Jum'at, 05 Juli 2024 - 07:37 WIB
Ujang Hasanudin
66 Tahun Sate Pak Parto Jadi Ikon Wisata Kuliner Kaliurang Mimin Dwi Hartono dan Tri Suratin di depan rumah makan Sate Pak Parto, kamis (4/7/2024). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Rumah Makan Sate Pak Parto menjadi ikon wisata kuliner legendaris di kawasan wisata Kaliurang. Buka sejak 1958 ketika kawasan ini masih sepi, rumah makan ini kerap menjadi destinasi tersendiri bagi orang Jogja atau wisatawan ketika datang ke Kaliurang. 

Hujan baru saja reda setelah mengguyur kawasan Kaliurang dari semalaman hingga siang, Kamis (4/7/2024). Gerimis masih datang beberapa kali membawa kabut yang turun dari puncak Merapi. Suasana dingin dan lembap menyelimuti kawasan wisata lereng Merapi ini, setelah beberapa hari terakhir panas tiada hujan.

Advertisement

Walau belum memasuki akhir pekan, kawasan wisata Kaliurang siang itu nampak cukup ramai. Wisatawan baik kelompok kecil dengan kendaraan pribadi maupun rombongan besar dengan bus memenuhi objek wisata Taman Kaliurang. Beberapa orang terlihat asyik menyusuri jalan kaliurang menaiki skuer listrik.

Di sebelah barat Taman Kaliurang, beberapa mobil terparkir di halaman sebuah rumah makan. Rumah dengan desain vintage khas bangunan pada pertengahan abad 20 ini terlihat bersahaja sekaligus sangat khas permukiman lawas Kaliurang. Asap nampak mengepul dari bagian dapur, ’Warung Makan & Catering Pak Parto, Spesial Sate Kambing Sejak 1958’ tertulis di bagian depan.

Beberapa kelompok kecil wisatawan sedang asyik menikmati makan siang di rumah makan ini. Sate kambing, sate ayam dan tongseng menjadi menu utama Sate Pak Parto, di samping belasan menu lainnya seperti sate buntel, tahu telur Merapi, ayam bakar, nasi klenyer, dan lainnya.

Sate kambing disajikan tanpa tusuk sate. Tidak ada aroma prengus yang tercium. Daging kambing itu dibalur dengan racikan bumbu khas yang dipertahankan sejak pertama kali Parto Wirono membuka rumah makan tersebut 66 tahun silam. Dagingnya empuk dan rasanaya legit memanjakan lidah.

BACA JUGA: Rumah Makan Sate Pak Parto Kaliurang Terancam Digusur

Rumah makan Sate Pak Parto saat ini dikelola oleh Tri Suratin, putri ketiga Marto Wirono. Ibu 68 menceritakan rumah makan ini dibuka tiga tahun setelah kelahirannya. Ia ingat betul sudah ikut membantu operasional rumah makan ini sejak kecil. “Dulu pulang sekolah langsung bantu-bantu di sini,” kenangnya.

Pada awal bukanya rumah makan Sate Pak Marto, Kaliurang sudah menjadi kawasan wisata, namun masih sangat sepi. Objek wisata di Kaliurang kala itu hanya Tlogo Putri, Nirmolo, Tlogo Muncar dan lapangan tenis. Akses jalan di Kaliurang waktu itu juga belum sebagus sekarang. “Dulu masih sepi, jadi kalau jualan ga mesti ada orang lewat,” ungkapnya.

Selain Sate Pak Parto, ada tiga rumah makan seangkatan yang didirikan oleh warga lokal. Namun seiring dengan perkembangan zaman, yang masih bertahan tinggal Sate Pak Parto. Melewati berbagai kejadian dan masa krisis seperti erupsi Merapi dan pandemi Covid-9, Sate Pak Marto masih terus eksis hingga saat ini.

Kunjungan pembeli Sate Pak Parto juga tidak selalu bergantung pada ramai-sepinya Kaliurang, karena mereka sudah memiliki pangsa pasar tersendiri, yang memang bertujuan makan di situ ketika datang ke Kaliurang. “Pernah saya ketemu langganan saya waktu saya ke Tanah Abang [Jakarta]. Katanya kalau ke Kaliurang ya mau makan di Sate Pak Parto,” ujarnya.

Putra Tri Suratin, Mimin Dwi Hartono, mengatakan Sate Pak Parto dan keluarga ahli warisnya memiliki modal sosial yang kuat di lingkungan Kaliurang. Ia mencontohkan rumah makan tersebut kerap menjadi lokasi rapat warga atau kegiatan sosial lainnya.

“Banyak sekali kegiatan masyarakat, kegiatan sosial, RT, RW. Kegiatan budaya juga ada di sini. Jadi sebenarnya ini menjadi centre of community rumah ini. Sejak simbah, bapak-ibu dan saya, kita memang aktif di sini [lingkungan Kaliurang],” paparnya.

BACA JUGA: Jumlah Tanah Wakaf Terdampak Tol Jogja Solo dan Tol Jogja Bawen di Sleman Bertambah

Mimin menceritakan sebelum adanya jeep wisata, karena Kaliurang masih sepi, ia bersama warga Kaliurang kerap membuat event menarik untuk mengundang publikasi media maupun wisatawan, seperti pembuatan jadah tempe terpanjang dan sebagainya.

Selain itu, Sate Pak Parto juga menjadi sumber ekonomi bukan hanya bagi keluarga ahli waris, namun juga masyarakat sekitar. Hal ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja dan pengadaan makanan pendamping yang diambil dari produk buatan masyarakat Kaliurang. “Seperti ampyang, emping dan sebagainya kami menyuplai dari warga sekitar,” katanya.

Mimin saat ini bekerja di Jakarta, namun ketika pulang ia pasti turut membantu penjualan di Sate Pak Parto. Brand Pak Parto saat ini juga dikembangkan di dua lokasi lainnya di Kaliurang, walau bukan menjual sate, melainkan western food dan kopi. Masing-masing dijalankan oleh dua anak Tri Suratin yang lainnya.

Pada 2019 lalu, Sate Pak Parto diminta pindah karena dianggap menduduki lahan aset salah satu BUMD milik Pemda DIY. BUMD tersebut diketahui mengelola beberapa objek wisata di Kaliurang, termasuk Taman Kaliurang, yang pada lahan Sate Pak Parto mereka mengantongi sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) sejak 1990 dan diperpanjang pada 2015.

Ahli waris Sate Pak Parto pun berusaha mempertahankan rumah makan turun temurun tersebut dengan menempuh sejumlah upaya hukum. Sayangnya hingga tingkat kasasi, gugatan ahli waris ditolak hakim. Sate Pak Parto saat ini menghadapi ancaman penggusuran.

Mimin dan keluarga ahli waris lainnya berharap Sate Pak Parto dapat terus dipertahankan. Rumah makan tersebut sudah menjadi ikon kuliner yang turut menyokong ekosistem wisata di Kaliurang. Keberadaan usaha kuliner lokal yang memang mengedepankan kualitas sudah semestinya didukung oleh pemangku kebijakan, karena menjadi daya tarik wisata yang juga berkontribusi pada kas daerah maupun kesejahteraan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Keluarkan Api Setinggi 350 Meter

News
| Minggu, 24 November 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement