Advertisement

Promo November

Polres Bantul Imbau Wisatawan Waspadai Palung Laut di Pantai Selatan

Stefani Yulindriani Ria S. R & Ujang Hasanudin
Sabtu, 13 Juli 2024 - 00:07 WIB
Ujang Hasanudin
Polres Bantul Imbau Wisatawan Waspadai Palung Laut di Pantai Selatan Petugas memasang rambu peringatan bahaya di kawasan Pantai Parangtritis untuk mencegah adanya laka laut, Senin (24/4/2023) - Harian Jogja/Yosef Leon Pinsker

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Polres Bantul mengimbau kepada wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Bantul untuk mewaspadai palung atau cekungan dasar laut. Hal itu untuk mencegah kecelakaan laut dan terseret arus.

“Kami sampaikan kepada para wisatawan yang tengah berlibur di pantai supaya tidak mandi di laut, karena di laut selatan terdapat palung dan ombaknya besar,” kata Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana , Jum'at (12/12/2023).

Advertisement

Imbauan tersebut disampaikan menyusul terus bertambahnya kasus kecelakaan air. Polres Bantul mencatat sebanyak 12 kasus kecelakaan air, baik kecelakaan sungai maupun laut terjadi dari kurun waktu Januari – Juli 2024.

Dari kasus tersebut, mengakibatkan sebanyak 6 orang meninggal dunia. Polisi menghimbau masyarakat untuk mewaspadai terkait bahaya saat beraktivitas di air.

Terakhir terjadi kecelakaan sungai di Sungai Cawang Baros, pada Rabu (10/7/2024) sore. Akibat kecelakaan tersebut, MS, 33, warga Bogoran, Bantul meninggal dunia. Beberapa jam sebelum itu, dua wisatawan meninggal dunia setelah terseret arus di Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Rabu (10/7/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

Jeffry mengungkapkan banyaknya korban kecelakaan air selama Januari hingga Juli 2024, hendaknya menjadi pengingat bagi semua masyarakat terkait bahayanya beraktivitas di sekitar perairan.

“Bagi pemancing di sungai, kami menghimbau agar lebih berhati-hati lagi pada saat memancing, baiknya tidak berenang atau turun ke sungai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Jeffry, Jumat (12/7/2024).

BACA JUGA: Dua Wisatawan Meninggal Dunia Terseret Arus di Pantai Parangtritis Bantul

Menurut Jeffry, para pemancing hendaknya mengetahui karakteristik sungai. Dari kedalamannya, alirannya, apakah ada bekas galian tambang atau tidak, hal ini harus diperhatikan. Apalagi bagi pemancing yang tidak bisa berenang, tentunya harus ekstra hati-hati jangan sampai terpeleset ke sungai.

“Keselamatan harus tetap diutamakan dan langkah pencegahan harus diambil untuk menghindari kecelakaan serupa terjadi lagi,” tutur dia.

Lebih lanjut Jeffry mengatakan bahwa kawasan pantai di Kabupaten Bantul seperti Parangtritis, Parangkusumo, Samas, Goa Cemara, Kuwaru dan Baru dan lainnya, menyimpan potensi ancaman bahaya bagi wisatawan .

Ancaman tersebut berupa titik palung di sejumlah kawasan pesisir pantai. Apabila tak bisa berenang, maka wisatawan akan tergulung arus dalam.

“Paling berbahaya kalau airnya tenang. Arus balik bawah sangat deras, jadi memang dilarang untuk mandi di laut,” paparnya.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 3 Parangtritis, Muhammad Arief Nugraha mengimbau agar wisatawan menghindari palung yang ada di Pantai Parangtritis untuk mengantisipasi kejadian serupa.  

“Himbauan untuk mengantisipasi laka laut, tolong [wisatawan] jangan bermain air di daerah palung, di palung tersebut sudah kita berikan tanda dengan rambu. [Wisatawan juga] Jangan bermain air terlalu ke tengah,” katanya.

Area palung biasanya cenderung tenang airnya dan tidak berbuih, namun justru area tersebut berbahaya. Penyebab pertama adalah tipikal pantai selatan banyak palung laut yang jumlah berubah setiap saat dan lokasinya bergeser, tergantung arah angin dan gelombang laut. Kedua karena ombak di daerah ini tinggi.

Dilansir dari National Geographic, palung laut adalah lekungan panjang dan sempit di dasar laut. Palung laut berupa jurang berbentuk huruf “V’ di dasar laut dan merupakan bagian terdalam dari lautan bumi. Encyclopedia Britannica menulis palung laut memiliki kedalaman sekitar 7.300 hingga 11.000 meter.

Bagi orang awam, palung laut ini terlihat aman seperti kolam renang yang tak berombak. Sekilas lihat, warnanya cenderung keruh atau gelap dibandingkan daerah sekitarnya yang berbusa karena ombak. Faktanya, yang terjadi adalah arus bawah di area gelap itu justru lebih kuat yang dapat menyeret orang hingga ke tengah.

Besaran ombak dipengaruhi tiga hal, kecepatan angin, durasi angin dan area pembangkit ombak.Karena jarak daratan Pulau Jawa sisi selatan ke Australia jauh, sekitar 6.000 km, maka angin bisa menerjang daratan lebih kuat tanpa hambatan. Ditambah morfologi dasar pantai yang banyak palung, membuat gelombang ombak semakin tinggi. Palung ini yang mengakibatkan terjadi rip current atau arus balik air laut yang terkonsentrasi pada jalur sempit karena terdapat palung di bawahnya sehingga seseorang dapat terseret hingga ke tengah tanpa disadari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement