Atasi Bencana Kekeringan, BPBD DIY Meminta Bantuan dari Pemerintah Pusat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyatakan bakal meminta bantuan dari BNPB untuk mengatasi bencana kekeringan di wilayahnya.
Sejumlah wilayah dilaporkan telah meminta bantuan air bersih akibat bencana kekeringan yang berkepanjangan di sejumlah titik di DIY.
Advertisement
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan, pihaknya akan meminta BNPB untuk melakukan modifikasi cuaca di wilayah setempat agar terjadi hujan. "Kami akan minta bantuan BNPB untuk modifikasi cuaca dengan cara menebarkan garam di udara supaya terjadi hujan," katanya, Selasa (16/7/2024).
BACA JUGA: Antisipasi Kekeringan Lahan Pertanian, Pemerintah Galakkan Pompanisasi
Menurutnya, pelaksanaan modifikasi cuaca selama ini belum pernah dilakukan di wilayah ini. Sebab berbiaya mahal. Hanya saja pihaknya akan mempertimbangkan upaya itu jika musim kemarau terus berlanjut di DIY dalam beberapa waktu waktu depan.
"Penyaluran air bersih ke masyarakat yang kesulitan air juga akan kami lakukan. Kami juga minta dunia usaha, lembaga non pemerintah untuk membantu," katanya.
Noviar menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah ditawarkan oleh BNPB untuk menetapkan siaga darurat kekeringan di wilayahnya. Hanya saja menurut dia siaga darurat bencana kekeringan hanya akan ditempuh jika minimal ada dua kabupaten kota yang telah menetapkan status serupa.
"Di BPBD DIY harus ada penetapan secara detailnya dari kabupaten, minimal dua kabupaten yang menerapkan siaga kekeringan baru nanti provinsi yang menetapkan siaga kekeringan," ujarnya.
Dengan begitu, pihaknya mengaku sampai sekarang masih melihat perkembangan kondisi cuaca ke depannya. Selain itu juga terus memantau tindakan yang dilakukan oleh kabupaten kota dalam mengatasi masalah kekeringan. Adapun wilayah yang akan menetapkan siaga kekeringan disinyalir Sleman dan Gunungkidul.
BACA JUGA: Siaga Bencana Kekeringan di Gunungkidul Ditetapkan hingga 31 Agustus 2024
"Sementara 5 titik di Gunungkidul yang sudah mengalami kekeringan. Sleman sisi utara sudah mulai kekeringan tapi masih belum signifikan, daerah Turi, Pakem, Cangkringan dan beberapa kalurahan di sana sudah mulai kekurangan stok air," jelasnya.
Noviar menyebutkan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, Juli-Agustus dimungkinkan semua kabupaten kota berpotensi mengalami kekeringan sementara. "BMKG nanti akan memperbaharui terus informasinya. Yang pasti Juli-Agustus puncaknya kekeringan atau musim panas di jogja," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral Ratusan Burung Pipit Ditemukan Mati di Bandara Ngurah Rai, Ini Penjelasan BKSDA
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Masuk Masa Tenang, Satpol PP Gunungkidul Mulai Copoti APK Paslon
- BMKG DIY Prediksi Hujan Terjadi pada Hari Pemungutan Suara 27 November 2024
- Tersengat Listrik, Warga Nanggulan Kulonprogo Meninggal Dunia
- Anggaran Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Rp26 Miliar Masuk ke BTT APBD 2025
- Jelang Pemungutan Suara Pilkada, Fraksi Gerindra DIY Serukan Tindakan Tegas Praktik Money Politik
Advertisement
Advertisement