Waspada! 148 Wisatawan Tersengat Ubur-ubur di Pantai Parangtritis Selama 2 Pekan Terakhir
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—SAR Satlinmas Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis- Pantai Depok mencatat sudah ada 148 wisatawan di Pantai Parangtritis selama awal Juli hingga 16 Juli 2024 menjadi korban sengatan ubur-ubur. Ubur-ubur tersebut naik ke permukaan laut karena faktor cuaca.
"Korban paling sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Karena kalau anak-anak kan tidak tahu, dikiranya ubur-ubur tersebut mainan. Apalagi bentuknya unik dan berwarna putih kebiruan," kata Koordinator SAR Satlinmas Wilayah Operasi III Parangtritis, M Arif Nugroho, Selasa (16/7/2024).
Advertisement
BACA JUGA: Liburan Sekolah, Waspadai Serangan Ubur-ubur di Pantai Selatan Jogja
Meski mendapatkan sengatan ubur-ubur, kata Arif, sejauh ini tidak ada wisatawan yang sampai dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Ratusan wisatawan yang tersengat tersebut, masih bisa ditangani dan mendapatkan perawatan dari anggota SAR Satlinmas Wilayah Operasi III.
"Bisa kami tangani dengan memberikan obat oles ke bagian yang terkena sengatan," kata Arif.
Dengan adanya fenomena banyaknya ubur-ubur yang muncul dipermukaan, Arif berharap agar wisatawan yang berkunjung di Pantai Parangtritis lebih berhati-hati. Ia meminta kepada wisatawan untuk menjauh dari benda yang berwarna putih kebiruan. Sebab, jika tersengat ubur-ubur, wisatawan akan mengalami rasa panas dan perih di kulitnya.
"Untuk fenomena ini sendiri, kami perkirakan akan sampai pada bulan Agustus mendatang. Sebab, suhu laut saat ini dingin," ucapnya.
BACA JUGA: Sepekan Terakhir, Puluhan Pengunjung Tersengat Ubur-ubur di Pantai Parangtritis
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi DIY, Etik Setyaningrum menyatakan jika kondisi suhu dingin yang terjadi saat ini merupakan hal yang normal terjadi pada puncak musim kemarau di periode Juli -Agustus 2024.
Dia menyebut dalam 10 hari terakhir suhu minimum berkisar antara 19-23 derajat celsius dan kelembaban udara 47-51 persen. Diperkirakan kondisi tersebut akan berlangsung hingga Agustus mendatang.
"Hal itu disebabkan karena adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement