Advertisement
Setelah Terima Bansos dari Istana, Veteran Trikora Mbah Sarno Kini Diasesmen Kemensos

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Setelah sempat viral lantaran tak mendapatkan pengakuan dari pemerintah, lansia warga Padukuhan Susukan II, Kalurahan Genjahan, Ponjong, yang mengaku mantan pejuang Dwikora-Trikora, Sarno, kini akhirnya diasesmen oleh Dirjen Perlindungan dan Penjaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial (Kemensos).
Diberitakan sebelumnya, Mbah Sarno merupakan mantan pejuang Dwikora-Trikora yang tinggal seorang diri di gubuk bekas kandang ayam. Tidak memiliki anak dan kedua istrinya telah meninggal, Mbah Sarno mengandalkan bantuan pemerintah dan tetangga sekitar.
Advertisement
Pendamping Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul, Tri Jatmiko mengatakan asesmen tersebut juga dilakukan oleh Sentra Antasena Magelang.
“Asesmen yang dilakukan Dirjen Linjamsos dan Sentra Antasena itu yang jelas pendalaman untuk mengungkap masalah yang ada. Misal berkaitan dengan tempat tinggal,” kata Jatmiko, Rabu (7/8/2024).
Hanya saja, Jatmiko masih belum mengetahui hasil asesmen tersebut. Dia mengatakan Mbah Sarno juga menjadi penerima bantuan per makanan sejak 2023 hingga saat ini.
Program tersebut baru bergulir sejak 2022. Sebelum 2022, Mbah Sarno lebih dulu mendapat bantuan sosial tunai (BST) dan sembako.
Kepala Dinsos-PPPA Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan Mbah Sarno juga menjadi penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan. Dia menjadi penerima karena masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
“Mbah Sarno juga menjadi penerima bantuan per makanan dari Kemensos, yang mana setiap harinya beliau menerima makanan siap saji. Dua kali sehari, diberikan sekaligus,” kata Asti.
BACA JUGA: Usai Viral, Mantan Pejuang Dwikora-Trikora Asal Gunungkidul Mendapat Bansos Dari Istana Kepresidenan
Asti mengaku bantuan per makanan lebih tepat diberikan kepada Mbah Sarno daripada bantuan program keluarga harapan (PKH). Dengan begitu, Mbah Sarno tinggal mengonsumsi makanan tersebut tanpa memasak.
Adapun komponen bantuan per makanan itu seperti nasi, lauk yang berprotein hewani dan nabati, buah, dan air mineral. Bantuan ini disalurkan lewat lembaga kesejahteraan sosial (LKS) yang ada, bukan kelompok masyarakat.
“Bantuan per makanan soalnya dari APBN kan. Harus milih, per makanan atau PKH. Kecuali per makanan dari APBD dan PKH dari Kemensos. Itu bisa dua,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Perhatikan. Ini Jadwal KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur Sampai Tugu Jogja, Khusus Libur Lebaran hingga 13 April 2025
- Tak Perlu Repot Cari Parkir, Ini Jadwal dan Rute Trans Jogja ke Tempat Wisata
- Top Ten News Harianjogja.com, Selasa 1 April 2025,Garebeg Sawal, Abdi Dalem Palawija Tampil Lagi
- Ingin Liburan ke Pantai, Ini Jadwal Angkutan Shuttle Rute Malioboro-Parangtritis
- Malioboro Tetap Jadi Area Tanpa Rokok Selama Libur Lebaran
Advertisement
Advertisement