11 Negara Belajar tentang Perpustakaan di Jogja dan Magelang
Advertisement
JOGJA—Sebelas negara anggota Colombo Plan belajar tentang perpustakaan di Jogja dan Magelang. Mereka berkunjung langsung ke dua perpustakaan yang menerapkan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Satu perpustakaan berada di Kabupaten Magelang dan satu lainnya di Gunungkidul.
Perwakilan negara dari Bangladesh, Bhutan, Laos, Malaysia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia mengikuti serangkaian program bertajuk Knowledge Sharing Program on Library Transformation Based on Social Inclusion: Leveraging the Role of Public Libraries in Strengthening Local Community. Seluruh kegiatan berlangsung dari 12-17 Agustus 2024.
Advertisement
Sebagai informasi, Colombo Plan merupakan organisasi antarpemerintah untuk memajukan pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.
Indonesia sudah bergabung dalam Colombo Plan sejak tahun 1950-an. Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional, Joko Santoso mengatakan benih-benih TPBIS sudah ada cukup lama. Berawal dari program hibah bernama Perpus Seru, kemudian Perpusnas mereplikasinya sejak 2018.
Dalam TPBIS, perpustakaan bukan hanya menjadi ruang untuk membaca buku. Tetapi perpustakaan menciptakan ruang publik terbuka untuk berlatih keterampilan dan kecakapan hidup. Setiap perpustakaan menyediakan pembelajaran yang kontekstual, tergantung dengan potensi budaya, sumber daya alam, sampai sumber daya manusianya.
“Perpustakaan juga menjadi ruang publik untuk warga berbagi pengalaman. Perpustakaan juga menjadi motor gerakan sosial yang menciptakan ruang publik di masyarakat, yang bisa memutakhirkan pengetahuan dan meningkatkan pengalaman dengan transformasi di perpustakaan, dengan konsep inklusi sosial,” kata Joko di sela-sela pembukaan acara di Hotel Royal Malioboro, Kota Jogja Senin (12/8/2024).
Dengan program ini, perpustakaan menjadi wahana pembelajaran sepanjang hayat. Pendidikan tidak pernah selesai di bangku formal, namun dinamis dan terus berubah. Sehingga perpustakaan bisa menjadi pendidikan informal bagi masyarakat. Dalam implementasinya, Program TPBIS dari Perpusnas yang tersebar di 5.000 desa, sudah menciptakan kesempatan kerja baru bagi masyarakat.
Contoh di Bali, ada pekerja migran yang harus pulang ke Indonesia lantaran kecelakaan kerja. Melalui pelatihan di perpustakaan, dia bisa bangkit dan membuka usaha mandirinya. Saat ini orang tersebut menjual berbagai olahan bahan herbal.
“Di Magelang, ada industri kreatif yang mengolah biji salak, yang sebelumnya enggak ada nilai ekonomis, menjadi kopi dan produk lainnya, ini luar biasa. Para petani tersebut mendirikan perpustakaan dengan gerakan sosial. Mereka mendermakan satu salak [setiap panen] untuk membiayai perpustakaan,” katanya.
Dari Program TPBIS Perpusnas ini, banyak pemerintah daerah yang kemudian mereplika sistemnya. Sehingga perpustakaan di wilayah Indonesia yang TPBIS semakin banyak, dengan kearifan lokalnya masing-masing. Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Noviyanti, mengatakan replika Program TPBIS tidak hanya di daerah-daerah, namun juga untuk negara-negara anggota Colombo Plan.
Noviyanti menganggap TPBIS bisa menunjukkan kepemimpinan Indonesia di dunia. “Dari lebih 20 negara anggota Colombo Plan, 11 negaranya ada di acara ini, [mereka] punya pengalaman yang sama [setelah melihat perpustakaan di sini], ini cerita luar biasa yang ada di Indonesia, yang mungkin bisa direplikasi di negara masing-masing,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
- Kantor Imigrasi Yogyakarta Catat 26.632 Turis Asing Masuk Yogyakarta via YIA pada Agustus-Oktober 2024
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
Advertisement
Advertisement