Advertisement
Jembatan Darurat Sriharjo Diharap Pulihkan Ekonomi UMKM
Tangkapan layar
Advertisement
Harianjogja,com, BANTUL—Pembangunan jembatan darurat di lokasi longsor Srikeminut, Sriharjo, Bantul, diharapkan mampu memulihkan aktivitas ekonomi dan UMKM setempat.
Lurah Desa Sriharjo Titik Istiyawatun Khasanah di Bantul, Minggu, mengatakan setelah jalan utama yang berada di pinggir Sungai Oya putus akibat longsor November lalu, pengunjung ke desa wisata Srikeminut sisi timur berkurang sehingga warung UMKM sepi pembeli.
Advertisement
"Sehingga harapannya dengan adanya jalan pertolongan berupa jembatan darurat dari bambu yang telah selesai dibuat pemerintah kabupaten nanti juga UMKM di area Srikeminut di ujung timur bisa normal kembali," katanya.
Dia mengatakan jembatan bambu meskipun hanya bersifat darurat dan hanya dapat dilalui pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor, harapannya dapat meningkatkan kunjungan wisata ke daerah tersebut, sehingga pemulihan pelaku UMKM bisa terealisasi.
BACA JUGA
"Karena kan selama jalan longsor pengunjung warung di area jembatan Kedungjati ke timur cukup berkurang. Dan saya sempat ketemu pemilik warung teras kayu timur jembatan. Katanya, omzet turun," katanya.
Selain itu, kata dia, dengan adanya jalan pertolongan dari bambu sepanjang 220 meter dan lebar dua meter tersebut, memudahkan masyarakat melakukan mobilitas baik untuk bekerja, pergi ke sekolah, maupun kepentingan ekonomi lainnya.
Pihaknya juga berharap, penanganan dan pembenahan sarana di lokasi terdampak bencana jalan putus dan longsor tersebut terus diupayakan, agar ke depan mobilitas masyarakat Sriharjo dan yang selama ini bergantung pada akses jalan itu tidak mengalami kendala.
"Karena, untuk jalan yang sekarang ditangani kan skemanya belum bisa dilalui oleh kendaraan besar juga. Karena, itu untuk mengamankan agar tidak terjadi erosi lagi dari Sungai Oya, sehingga ke depan dilakukan pengamanan tebing yang utara," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Mujahid Amrudin mengatakan pendirian jembatan darurat itu sebagai langkah penanganan sementara pada masa tanggap darurat bencana yang ditetapkan pemkab sejak 21 November hingga 5 Desember dan diperpanjang hingga 19 Desember 2025.
"Jembatan darurat dari bambu tersebut panjangnya 220 meter dengan ketinggian satu meter, jadi prediksi kami mampu bertahan hingga satu tahun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





