Advertisement

Kemarau, Ratusan Hektare Kolam Ikan di Sleman Mengering

David Kurniawan
Rabu, 21 Agustus 2024 - 19:27 WIB
Arief Junianto
Kemarau, Ratusan Hektare Kolam Ikan di Sleman Mengering Ilustrasi budi daya perikanan. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mencatat ada 171,1 hektare kolam ikan yang mengering karena terdampak kemarau. Hal ini jga berdampak terhadap produktivitas yang diperkirakan menurun hingga 30% dari biasanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan musim kemarau yang terjadi sejak Juli mulai dirasakan dampaknya oleh pembudi daya ikan di Bumi Sembada. Berdasarkan data yang ada, total luasan kolam ikan mencapai 1.134 hektare tersebar di sejumlah kapanewon mulai dari Kalasan, Cangkringan, Ngemplak, Turi, Mlati dan lainnya.

Advertisement

Hingga saat ini, sambung Pram, sudah ada 171,1 hektare kolam yang mengering karena pasokan air berkurang saat kemarau. “Otomatis tidak bisa digunakan untuk budidaya ikan karena airnya tidak ada. Total luas kolam ikan berkurang 15% dari waktu normal,” kata Pram, Rabu (21/8/2024).

Kondisi ini tentunya berdampak terhadap produktivitas di sektor perikanan. Meski tidak menyebut angka secara pasti, Pram mengungkapkan penurunan bisa mencapai 30%.

Dia berpendapat, penurunan tidak hanya karena kolam yang mengering karena kekurangan air. Namun, di musim kemarau juga menyebabkan terjadinya penurunan suhu sehingga memicu patogen penyebab penyakit ikan berkembang lebih cepat. “Parasit endemi seperti Trichodina ditemukan hampir di seluruh wilayah perairan budi daya di Sleman, juga ditemukan Bakteri Aeromas sp yang berkembang dan menyerang ikan,” katanya.

Munculnya serangan hama penyakit ikan dan kekurangan air ini menjadi penyebab utama berkurangnya produksi ikan di Agustus ini. “Pemeliharaan tidak optimal karena warga memanen lebih awal karena takut kolamnya mengering. Di sisi lain, juga ada serangan hama membuat pertumbuhan tidak berjalan dengan baik,” katanya.

BACA JUGA: Tempat Pelelangan Ikan Pantai Baron Kini Sudah Berfungsi Normal

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan air saat musim kemarau. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga ketersediaan stok air yang dimiliki. “Air harus dimanfaatkan dengan bijak. Jangan boros karena debit air saat kemarau berkurang,” katanya, Minggu (18/8/2024).

Dia menjelaskan, perilaku hemat air bisa dilakukan dengan memanfaatkan dengan secukupnya seperti tidak membuka keran air secara terus menerus. “Harapannya dengan lebih berhemat, maka pasokan bisa tetap tercukupi,” katanya.

Menurut dia, dengan berhemat atau tidak membuang air secara sembarangan akan ikut berperan menjaga ketersediaan. Terlebih lagi, sambung dia, sumber air di Lereng Merapi yang selama ini menjadi pemasok utama juga terganggu dikarenakan adanya erupsi. “Memang sumbernya tertutup abu vulkanik dari erupsi Merapi. Jadi, debitnya banyak berkurang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jakarta Masuk 10 Besar Dunia dengan Kualitas Udara Terburuk Hari Ini

News
| Sabtu, 14 September 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement