Disbud Bantul Dukung Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya untuk Wisata, Asal...
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Beberapa bangunan cagar budaya di DIY dimanfaatkan untuk pariwisata. Dinas Kebudayaan (Disbud) Bantul mendukung memanfaatkannya, namun harus mengutamakan pelestariannya.
Kepala Bidang Warisan Budaya, Dinas Kebudayaan (Disbud) Bantul, Risman Supandi mengakui fenomena pemanfaatan bangunan cagar budaya di beberapa daerah mulai marak. Menurutnya, saat ini hanya ada beberapa bangunan cagar budaya di Bantul.
Advertisement
Disbud Bantul mencatat ada 17 bangunan cagar budaya di Bantul tahun 2024. Seluruhnya saat ini masih milik perorangan.
Meski begitu, dia mendorong agar bangunan cagar budaya tersebut dapat memiliki nilai ekonomi.
"Bangunan cagar budaya bukan bangunan yang hanya didiamkan, namun bagaimana bisa memanfaatkan bangunan itu agar dapat memiliki nilai lebih," ujarnya, Minggu (1/9/2024).
Dia menuturkan ada beberapa bangunan cagar budaya yang saat ini mulai memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, antara lain bangunan joglo yang dulu digunakan untuk usaha batik di Banyusumurup, Imogiri. Disana menurutnya mulai digunakan untuk pengambilan gambar beberapa film.
BACA JUGA: Bantul Punya Banyak Bangunan Cagar Budaya, Tapi Tak Punya Anggaran Perawatan
Dia pun mengimbau pemilik bangunan cagar budaya agar tetap mengutamakan kelestarian bangunan tersebut. Menurutnya, kelestarian bangunan merupakan daya tarik bagi wisatawan. Sehingga, dengan tetap mempertahankan keaslian dari bangunan cagar budaya tersebut, maka tingkat kunjungan wisatawan ke sana akan meningkat.
Dia menuturkan pemanfaatan bangunan cagar budaya untuk menarik minat wisatawan juga selaras dengan program yang dicanangkan Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Dinpar Bantul untuk pengembangannya.
Sementara Sub Koordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan, Dinpar Bantul, Markus Purnomo Adi menyampaikan ada potensi kunjungan wisatawan ke bangunan cagar budaya di Bantul. Dalam pemanfaatan bangunan cagar budaya sebagai daya tarik wisata, menurutnya pemilik bangunan cagar perlu memperhatikan daya dukung bangunan cagar budaya tersebut agar kelestarian bangunan tersebut terjaga.
Meski begitu, menurut Markus minat masyarakat untuk berkunjung ke bangunan cagar budaya masih berbatas.
"Itu [wisatawan yang berkunjung ke bangunan cagar budaya] minat khusus, tidak bisa mass tourism. Tidak bisa [kunjungan] berbondong-bondong, kalau ada [puluhan wisatawan yang akan berkunjung] bisa dibuat bergelombang [kunjungan]," ujarnya.
Menurutnya, selama ini wisatawan yang berkunjung kesana merupakan wisatawan minat khusus. Mereka biasa tertarik dengan struktur bangunan, atau sejarah bangunan tersebut.
"[Wisatawan yang berkunjung ke] bangunan cagar budaya terbatas, biasanya [wisatawan] benar-benar minat, misal mahasiswa arkeologi atau arsitek," katanya.
Meski begitu, menurutnya, setiap tahun ada kunjungan wisatawan mancanegara kesana. Meski begitu, wisatawan mancanegara yang berkunjung kesana merupakan keluarga, bukan rombongan.
Menurut Ipung, pelaku wisata di bangunan cagar budaya selama ini telah menyediakan tour guide yang mampu berbahasa asing. Sehingga mereka mampu menyajikan story telling bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hindari Kerusakan, Distribusi Logistik Pilkada 2024 Dibungkus Plastik Berlapis
- 2 ASN yang Dipecat karena Selingkuh Aktif Kembali, Bupati Gunungkidul Kecewa
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
- Polres Bantul Kerahkan 228 Personel untuk Mengamankan Masa Tenang Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement