Advertisement

Meningkat Ketimbang Tahun Lalu, DBD di Bantul Selama Semester I/2024 Tembus 383 Kasus

Stefani Yulindriani Ria S. R
Minggu, 08 September 2024 - 19:07 WIB
Arief Junianto
Meningkat Ketimbang Tahun Lalu, DBD di Bantul Selama Semester I/2024 Tembus 383 Kasus Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai ratusan pada Januari-Agustus tahun ini. 

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum menyampaikan terjadi kenaikan kasus DBD pada Januari-Agustus 2024 apabila dibandingkan dengan tahun lalu.

Advertisement

Berdasarkan catatan Dinkes Bantul ada 383 kasus DBD pada Januari-Agustus 2024. Jumlah tersebut telah melebihi jumlah kasus DBD pada 2023 di Bantul yang mencapai 133 kasus.

Jumlah kasus DBD tahun 2024, sebagian besar berada di Kapanewon Pleret dan Imogiri dengan jumlah kasus masing-masing di atas 50 kasus. Sementara di kapanewon lain jumlah kasus DBD di bawah 50 kasus. 

Meski begitu, menurut Feranose selama tahun ini, belum ada pasien yang meninggal dunia karena DBD.  "Kami belum mengevaluasi [penyebab DBD meningkat] sejumlah itu. Karena di tempat lain [daerah lain] meningkat juga. Di kami [kasus DBD] masih terkontrol [tertangani], tidak ada penumpukan kasus DBD yang sampai tidak dilayani," ujarnya.

Lantaran jumlah kasus DBD meningkat signifikan tahun ini, pihaknya berupaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD. 

Dia menuturkan pada awal tahun ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul telah mengeluarkan surat edaran terkait dengan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi kasus DBD.

Dalam surat edaran tersebut, perangkat kalurahan, kapanewon, puskesmas dan rumah sakit diminta untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk penyebab demam berdarah. Kemudian, Dinkes Bantul juga mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada puskesmas untuk melakukan deteksi dini DBD. 

Dia menuturkan antisipasi penyebaran DBD dilakukan pula dengan melakukan fogging terhadap beberapa wilayah dengan pasien DBD yang tinggi. 

BACA JUGA: Orang Sudah Terinfeksi Masih Bisa Terkena DBD Lagi, Ini Penjelasan Pakar

Feranose pun meminta agar pasien yang mengalami gejala demam dapat segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat. "Kami mewaspadai, ketika ada keluhan ke puskesmas, jangan menunggu-nunggu [memeriksakan diri ke puskesmas]," katanya.

Menurutnya, kecepatan dalam penanganan pasien DBD akan mencegah terjadinya kondisi kegawatan DBD.

Sementara Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiantoro menduga kepadatan penduduk menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah kasus DBD.

Menurutnya, di wilayah padat penduduk akan berpotensi terjadi menjadi tempat perlindungan nyamuk.  “Untuk itu kami melakukan penyedikan epidemiologi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota Harusnya Diteken Prabowo

News
| Minggu, 06 Oktober 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement