Advertisement
Tren Kasus Menurun, Warga Gunungkidul Diminta Tetap Waspadai Ancaman DBD

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tren penyebaran penyakit DBD di Gunungkidul menunjukan penurunan. Hal ini terlihat dari data kasus sepanjang semester pertama 2025.
Sejak Januari hingga akhir Juni terdapat 330 kasus warga yang terjangkit DBD. Rinciannya, sebanyak 280 kasus terjadi antara Januari hingga Maret.
Advertisement
Adapun sisanya sebanyak 50 kasus terjadi pada rentang April hingga Juni. “Untuk tahun ini, angka kematian akibat DBD masih nihil. Mudah-mudahan tidak ada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, Rabu (2/7/2025).
BACA JUGA: Kasus DBD di Gunungkidul Sampai November 1.630 Kasus
Meski ada kecenderungan penurunan kasus, namun upaya kewaspadaan terhadap potensi serangan DBD harus dijaga. Terlebih lagi, saat sekarang masuk dalam fenomena kemarau basah sehingga potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty juga tetap tinggi.
“Curah hujan masih ada sehingga potensi pengembangbikan juga tinggi. Jadi, tetap harus diwaspadai ancaman penyakit DBD,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco mengatakan, terus melakukan sosialisasi terhadap pencegahan penyakit DBD. Salah satunya melalui Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di Tingkat kalurahan.
“Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat [PHBS] serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.
Selain itu, untuk mengurangi risiko terjangkit juga dilakukan upaya Gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Diharapkan ada upaya pemantauan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dengan melakukan pemberantasan jentik nyamuk sehingga angka bebas jentik paling sedikit 95%.
Ia menambahkan, Masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, menguras hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Adanya aksi nyata dalam penanggulangan sebagai upaya menekan laju penyebaran sehingga kasusnya bisa lebih terkendali.
“Ini penting agar pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD bisa terus ditekan. Jadi, upaya penanggulangan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi warga harus ikut berperan aktif agar hasilnya bisa dimaksimalkan,” katanya. (David Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mendes Yandi Klaim Telah Merenovasi 25 Ribu Rumah Warga dengan Dana Desa
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Penderita Kanker Paru-Paru di DIY Terus Bertambah, Paling Banyak Warga Lansia
- Hasil Bank Sampah di Klitren Jogja Digunakan untuk Simpan Pinjam dan Piknik Gratis
- Pencuri Kerangka Besi Baliho Ditangkap Saat Beraksi dengan Pikap Berpelat Merah Palsu
- Banyak Hajatan Warga, Pembayaran PBB di Kulonprogo Baru Mencapai 54 Persen
- Kisah Husein Sastranegara Perintis TNI AU Meninggal Kecelakaan Pesawat di Jogja, Akan Diabadikan Monumen
Advertisement
Advertisement