Advertisement

Kasus Keracunan di Patalan Bantul, Semua Korban Telah Pulih

Jumali
Sabtu, 21 September 2024 - 16:27 WIB
Maya Herawati
Kasus Keracunan di Patalan Bantul, Semua Korban Telah Pulih Ilustrasi Keracunan / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kalurahan Patalan, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul menyatakan jika saat ini semua korban keracunan saat acara Penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya 2024 yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan, Selasa (10/9/2024) siang, sudah pulih dan tidak ada yang menjalani perawatan intensif.

"Pada Kamis (19/9/2024), satu korban perempuan yang sempat dirawat di RS Permata Husada, Pleret, Bantul telah pulang. Sehingga saat ini tidak ada korban keracunan yang menjalani perawatan di rumah sakit," kata Lurah Patalan, Sayudi Anom Jayadi, Sabtu (21/9/2024) siang.

Advertisement

Sebelumnya, Sayudi pada Rabu (18/9/2024), masih ada satu korban yang masih dirawat intensif di RS Permata Husada, Pleret, Bantul. Korban keracunan tersebut adalah seorang perempuan asal Pleret, yang merupakan ibu dari salah satu penari pada acara tersebut. 

"Dia punya riwayat penyakit tersendiri, jadi kemungkinan sudah ada penyakit penyerta tambah keracunan makanan itu," katanya.

Oleh karena itu, Sayudi menyatakan dirinya saat ini tengah dalam perjalanan untuk menengok dari satu korban keracunan yang tersisa tersebut.

BACA JUGA: Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok

Menurut Sayudi, saat ini pihaknya belum bisa bertindak lebih lanjut terkait nasib dari katering penyedia nasi box pada acara tersebut.

"Karena kami juga harus menunggu hasil laboratorium yang sampai saat ini belum keluar," katanya.

Sayudi menambahkan, seusai peristiwa keracunan, pihaknya telah berkomunikasi dan bertemu dengan pemilik katering nasi box tersebut. Dari pertemuan tersebut, pihak katering, kata Sayudi menyampaikan jika bahan baku makanan yang diolah semuanya dalam kondisi fresh dan baru.

"Sehingga mereka juga sampai bingung. Jadi kami masih menunggu hasil laboratorium nantinya," kata Sayudi.

Sebelumnya, Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo mengatakan ada sebanyak 160 orang mengalami gejala keracunan setelah menyantap sajian makanan saat acara Penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya 2024 yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan, Selasa (10/9/2024) siang.

Pemkab Bantul menanggung semua pembiayaan perawatan bagi mereka yang mengalami gejala keracunan melalui BPJS Kesehatan, Jamkesda dan Jamkesus.

"Dan saya sudah koordinasi dengan  Kepala Dinas Kesehatan Bantul untuk penanganan masalah ini," kata Joko.

Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widiyantara mengatakan, sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan yang telah dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan Kalibrasi yang ada di Kota Jogja.

Pengiriman sampel penting karena untuk mengetahui penyebab dari adanya keracunan massal di Kalurahan Patalan.

"Hasilnya sekitar dua pekan. Karena memang butuh pemeriksaan," katanya.

Bahkan, Sayudi menyebut warganya yang mengalami gejala tersebut sudah beraktivitas seperti biasa. Di sisi lain, semua itu menurut Sayudi karena semua pihak bersama-sama menangani kasus tersebut.

"Semua sudah tertangani dengan baik dan warga saya yang sebelumnya mengalami gejala keracunan makanan sudah beraktivitas seperti biasa," ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kalurahan Patalan menyebut masih ada satu korban keracunan makanan yang menjalani rawat inap (Ranap) di rumah sakit Permata Husada, Pleret. Warga Pleret itu masih dirawat karena memiliki penyakit penyerta.

Lurah Patalan, Sayudi Anom Jayadi mengatakan, bahwa warganya yang sempat mengalami gejala keracunan makanan dan menjalankan ranap sudah pulang semua. Bahkan, warganya sudah beraktivitas seperti biasa.

"Kalau warga Patalan sudah pulang ke rumah semua dan beraktivitas seperti biasa," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (18/9/2024).

Akan tetapi, sampai saat ini Sayudi menyebut masih ada satu orang lagi yang menjalani ranap di Pleret. Di mana orang tersebut adalah warga Pleret yang anaknya tampil sebagai penari di acara penyerahan surat keputusan (SK) rintisan desa budaya di Kalurahan Patalan.

 

 

"Tinggal satu, orang tua dari penari yang tampil di acara kemarin dan itu warga Pleret. Jadi tinggal satu orang ini saja, yang bersangkutan masih dirawat di Permata Husada, untuk umurnya 38 tahun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengumuman Hasil Tes CPNS Kemenkumham DIY, 6.103 Peserta Lolos

News
| Sabtu, 21 September 2024, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Tempat-Tempat Wisata di Vietnam yang Jadi Favorit Wisatawan

Wisata
| Kamis, 19 September 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement