Muhammadiyah DIY Luncurkan Beras Jatam untuk Kemandirian Pangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY meluncurkan Beras Jatam, Senin (30/9/2024). Beras yang diambil langsung dari kelompok petani yang tergabung di Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) di DIY ini digulirkan untuk membangun kemandirian pangan.
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PWM DIY Agus Amin Syaifudin mengatakan beras Jatam memang diambil langsung dari produsen petani di empat kabupaten DIY. Adapun jumlah petani yang tergabung di Jatam tersebut sebanyak 1.000 orang. Target produksi beras yang dikemas khusus 5 kilogram tersebut ke depan sekitar 3 ton.
Advertisement
BACA JUGA : Pantauan Harga Pangan, Telur Ayam Ras dan Beras Premium Hari Ini Mahal
"Tetapi untuk posisi bulan ini baru sekitar 1 ton lebih, ke depan terus meningkat karena jumlah petani yang bergabung juga bertambah dan jumlah permintaan juga terus meningkat," katanya.
Ia mengatakan potensi pasar memang lebih banyak menyasar kalangan Muhammadiyah. Saat ini lebih banyak mensuplai kebutuhan pangan yang berkaitan dengan amal usaha Muhammadiyah. "Potensi pasar di DIY ini ada sekitar 300 ribu jamaah misalnya, kan besar sekali. Sementara saat ini masih menyasar amal usaha Muhammadiyah saja permintaan sudah cukup tinggi," ujarnya.
Ketua PWM DIY Muhammad Ikhwan Ahada menyatakan beras jatam yang dilauching tersebut bukan sekadar aktivitas transaksi jual beli semata. Akan tetapi bagian dari dakwah Muhammadiyah dengan menyasar kalangan petani serta upaya menciptakan kemandirian pangan. Beras yang dipasarkan dan diambil langsung dari petani sebagai bentuk hilirisasi dengan model dan pola kekinian.
"Pemasarannya menggunakan jejaring Muhammadiyah baik dari tingkat ranting cabang, daerah dan wilayah. Harapannya amal usaha bisa berkontribusi sehingga hasil pertanian bisa diserap," katanya.
BACA JUGA : Harga Beras di Bantul Naik dalam 3 Bulan Terakhir
Menurutnya beras Jatam ini bagian dari upaya mempelopori kemandirian pangan dari petani dikonsumsi oleh masyarakat. Harapannya rantai tersebut menjadi lingkar ekonomi dari, oleh dan untuk seluruh masyarakat khususnya kalangan Muhammadiyah bukan dari impor. "Petani juga diuntungkan karena hasil panennya bisa terserap dengan harga yang sesuai," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Sekolah Diminta Waspada
- Biro PIWP2 Setda DIY Terus Dorong Percepatan Layanan Sanitasi Berkelanjutan
- Hadapi PSBS Biak di Lanjutan Liga 1, Ricky Cawor: Atmosfer Positif sedang Lingkupi PSS
- Program Makan Bergizi Gratis Butuh Kolaborasi Lintas Sektoral
- Tak Cuma Ribuan Alat Timbang dan Ukur, Pemkab Gunungkidul Juga Tera Ulang SPBU
Advertisement
Advertisement