ROADSHOW KESEJARAHAN: Melihat Markas Darurat Polisi di Sendangmulyo saat Agresi Militer Belanda II
Advertisement
SLEMAN—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY menggelar Roadshow Kesejarahan di Kalurahan Sendangmulyo, Minggir (9/11/2024) malam. Selain itu ditampilkan pentas drama tentang perjuangan di masa Agresi Militer Belanda II di wilayah tersebut.
Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto, mengatakan Roadshow Kesejarahan terlaksana berkat kerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY dan didanai oleh Dana Keistimewaan.
Advertisement
Kegiatan ini diisi diskusi tentang sejarah serta menyajikan pentas drama tentang sejarah lokal di Sedangmulyo.
Menurut dia, wilayah Sedangmulyo, khususnya di Padukuhan Kwayuhan memiliki andil terhadap sejarah pergerakan nasional. Pasalnya, lokasi ini sempat menjadi markas darurat kepolisian saat perang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang disebabkan karena agresi militer Belanda II pada 19 Desember 1948.
Saat itu, sambung dia, Belanda dalam waktu singkat bisa menguasai Pangkalan Udara Maguwoharjo dan Ibu Kota Negara yang berada di DIY. Akibat serangan ini, markas polisi di bawah komando Djen Mohammad Surya Pranoto mengungsi sementara ke Padukuhan Kwayuhan. “Di markas sementara ini dipergunakan untuk menyusun strategi memukul balik Belanda,” kata Budi.
Di tempat ini, juga ada makam pahlawan Ipda Toet Soeharsono. “Berkat perjuangan ini dijadikan Sekolah Polisi Negara [SPN] yang pertama karena setelah agresi mereda ada rekrtumen untuk jadi polisi. Ini ditandai dengan dibangunnya Monumen SPN Wiranara,” ungkapnya.
Kepala Seksi Sejarah Kundha Kabudayan DIY, I Gede Adi Atmaja, menjelaskan Roadshow Kesejarahan menjadi salah satu upaya Kundha Kabudayan DIY mengenalkan sejarah kepada masyarakat.
Program rutin ini merupakan bentuk upaya internalisasi sejarah. Di tahun 2024, Roadshow Kesejarahan sudah digelar di Banyurejo, Tempel; Bangunkerto, Turi; Pandowoharjo, Sleman; Margodadi, Seyegan. “Kali ini digelar di Kalurahan Sendangmulyo, Minggir,” katanya.
Sebelum Roadshow Kesejarahan digelar, Kundha Kabudayan DIY terlebih dahulu melatih para perwakilan warga lewat program Training of Trainer (TOT) tentang peristiwa bersejarah di DIY.
Adapun empat peristiwa bersejarah penting di DIY di antaranya Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang jatuh pada 1 Maret 1949, lalu Hari Jadi DIY, selanjutnya peristiwa Jogja Kembali dan terakhir Hari Keistimewaan.
Enam perwakilan warga dari lima Kalurahan diundang untuk menjalani TOT. Tindak lanjut dari pelatihan tersebut warga diminta menggali potensi sejarah di desanya dan menuangkannya dalam bentuk karya. “Untuk gelaran di Kalurahan Sendangmulyo memilih pentas drama dengan tema masa perjuangan saat agresi militer Belanda. Selain pentas teatrikal juga ada sarasehan kesejarahan,” katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menkes Imbau Masyarakat Tidak Beli Antibiotik Tanpa Resep
Advertisement
Festival Angkringan Kembali Digelar di Pasar Ngasem, Ini Jadwalnya
Advertisement
Berita Populer
- Sumur Bor Rusak Akibat Kemarau di Bantul Bakal Diprioritaskan Diperbaiki
- Mayat Bayi Laki-Laki Ditemukan Terapung di Sungai Gajahwong Banguntapan Bantul
- Tahun Depan UWMY Pindah ke Kampus Baru di Gamping Sleman
- Korban Jual Beli Apartemen, 79 Gerobak Sapi Bakal Dipakai Lagi untuk Aksi Damai
- Keroncong Kotabaru Jadi Atraksi Wisata Malam Hari di Jantung Wisata Jogja
Advertisement
Advertisement