Advertisement
Ini Upaya Kampus Muhammadiyah Mengantisipasi Judol di Kalangan Mahasiswa

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah kampus di lingkungan Muhammadiyah mengaku punya beragam strategi untuk mencegah dan memberikan layanan kepada mahasiswa yang terjerat judi online (judol). Ini buntut pernyataan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyebut terdapat hampir 1 juta anak muda yang didominasi mahasiswa terlibat judi online.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD, Gatot Sugiharto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah gencar melakukan sosialisasi mengenai bahaya judi online sejak masa orientasi mahasiswa baru. "Kami memasukkan materi literasi keuangan dalam rangkaian kegiatan PKMB. Tujuannya agar mahasiswa memahami bahwa tidak semua kebutuhan harus dipenuhi dengan cara berutang melalui pinjol yang tidak terpercaya," ucap dia, Jumat (22/11/2024).
Advertisement
UAD, kata dia juga menggelar program literasi keuangan, digital, dan siber setidaknya tiga kali dalam setahun. Selain itu, kampus juga menjalin kerja sama dengan perbankan untuk memberikan edukasi keuangan kepada mahasiswa. "Kami berharap dengan upaya-upaya ini, mahasiswa dapat terhindar dari jerat judi online," kata Gatot.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Sukamta, menyoroti akar permasalahan judi online yaitu keinginan untuk mendapatkan kekayaan dengan cepat tanpa usaha yang terukur. "Ini merupakan tantangan besar bagi Generasi Z yang harus diatasi dengan pembinaan karakter yang kuat," ujarnya.
BACA JUGA: Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
UMY telah menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa yang mengalami berbagai masalah, termasuk masalah judi online.
Data menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang mengakses layanan konseling terus meningkat setiap tahunnya. "Kami memiliki konselor psikolog dan ruang khusus untuk konsultasi. Mahasiswa dapat mengungkapkan segala permasalahan yang mereka hadapi dengan rasa aman dan nyaman," kata Sukamta.
Meskipun jumlah kasus judi online di kedua perguruan tinggi tersebut relatif rendah, tetapi pihak universitas tetap waspada dan terus berupaya melakukan pencegahan.
Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam judi online bahkan sampai menjual aset berharga seperti motor dan laptop untuk membayar utang. "Dari 1.100 mahasiswa yang menggunakan layanan konseling paling hanya kurang dari 10 persen saja yang terjerat judi online."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPU Cabut Aturan Rahasiakan Dokumen Ijazah Capres-Cawapres
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Disnakertrans DIY Gelar Job Fair, Ada Ribuan Lowongan Kerja
- Produksi Padi Meningkat, Bantul Optimistis Swasembada Beras
- KAI Service Buka 250 Lowongan Kerja, dari Pramugari hingga Security
- Tabrak Truk di Jalan Ngawen Gunungkidul, Pemotor Meninggal Dunia
- Perolehan Emas Sleman Dalam Porda XVII Terpaut 14 Medali dengan Bantul
Advertisement
Advertisement