Menyamar Jadi Strategi Tim Saber Pungli Gunungkidul Ungkap Praktik Pungli
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Gunungkidul terus berupaya mencegah praktik pungli yang masih ada di Bumi Handayani. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pengawasan lapangan dengan menyamar sebagai warga biasa.
Inspektur Inspektorat Daerah (Irda) Gunungkidul, Saptoyo mengatakan ada anggota tim yang melakukan pengawas dengan naik bus. “Rekan kami menyamar seperti intel begitu, naik bus. Pakaiannya biasa saja,” kata Saptoyo ditemui di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Jumat (29/11/2024).
Advertisement
Hanya saja, Saptoyo masih belum dapat menyampaikan hasil temuan dalam pengawasan di bus tersebut. Selain pengawasan di bus, tim juga melakukan pengawasan di kawasan wisata langsung. Ada pos retribusi wisata yang menurut laporan tanpa aliran listrik, sehingga memaksa menyalurkan listrik dari jaringan sekitar.
Adapun petugas retribusi juga masih ada yang menggunakan pakaian biasa tanpa tanda pengenal. Tim sulit membedakan antara petugas retribusi dengan pengunjung. “Tim tahunya ya mungkin petugas Dinas Pariwisata atau kalurahan. Kami tidak tahu, mereka ada yang tidak pakai seragam dan tanda pengenal,” katanya.
Saptoyo juga bercerita bahwa ada wisatawan yang sempat menelfon tim untuk melaporkan adanya pungli di salah satu pos retribusi. Tim telah menyampaikan hal ini ke Dispar agar ada pembinaan terhadap pelaku pungli.
Lebih jauh, Tim Saber Pungli akan memasang lebih banyak kode batang atau barcode e-lapor sebagai sarana pelaporan praktik pungli. Dengan begitu, fungsi kontrol dapat dilakukan bersama dengan masyarakat lebih luas.
M-Pos
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta mengatakan upaya pencegahan praktik pungli salah satunya telah Pemkab lakukan melalui penggunaan e-ticketing melalui Mobile Point of Sales (M-Pos) di pos-pos retribusi.
Per Rabu (13/11/2024), ada delapan tempat pemungutan retribusi (TPR) yang menggunakan sistem e-ticketing M-Pos, antara lain TPR Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Baron, Sepanjang, Banjarejo, Ngestirejo, Pulegundes, Tepus, dan Poktunggal. “Cashless pembayarannya. Uang langsung masuk ke rekening Pemerintah Kabupaten,” kata Suhartanta.
Suhartanta juga mendorong agar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk memantau ketat pengaduan melalui e-lapor. Setia pada pengaduan, hal itu perlu langsung ditindaklanjuti ke pemangku kepentingan terkait. “Kalau retribusi ya ke Dispar. Seingat saya barcode juga sudah terpasang di lokasi-lokasi rawan prakti pungli,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menkes Imbau Masyarakat Tidak Beli Antibiotik Tanpa Resep
Advertisement
Festival Angkringan Kembali Digelar di Pasar Ngasem, Ini Jadwalnya
Advertisement
Berita Populer
- Sumur Bor Rusak Akibat Kemarau di Bantul Bakal Diprioritaskan Diperbaiki
- Mayat Bayi Laki-Laki Ditemukan Terapung di Sungai Gajahwong Banguntapan Bantul
- Tahun Depan UWMY Pindah ke Kampus Baru di Gamping Sleman
- Korban Jual Beli Apartemen, 79 Gerobak Sapi Bakal Dipakai Lagi untuk Aksi Damai
- Keroncong Kotabaru Jadi Atraksi Wisata Malam Hari di Jantung Wisata Jogja
Advertisement
Advertisement