Advertisement
Triwulan 1 2025, PDRB Gunungkidul Tembus Rp7,4 Triliun

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Gunungkidul terus menunjukan peningkatan. Hal ini terlihat dari data triwulanan yang dikeluarkan oleh BPS.
Sebagai gambaran di triwulan pertama 2025, angka PDRB Gunungkidul mencapai Rp7,4 triliun. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang dengan capaian di triwulan empat 2024 sebesar Rp6,6 triliun.
Advertisement
Kepala BPS Gunungkidul, Joko Prayitno mengatakan, PDRB Gunungkidul tumbuh dengan bagus karena menunjukan peningkatan yang signifikan. Hasil perhitungan di triwulan pertama 2025 mencapai Rp7,4 triliun.
“Kalau dilihat dari datanya memang ada kenaikan yang signifikan ketimbang hasil di triwulan empat 2024,” kata Joko, Rabu (2/7/2025).
BACA JUGA: Ansyari Lubis Ditunjuk Jadi Pelatih PSS Sleman
Dia menjelaskan, kenaikan tidak lepas dari hasil panen di sektor pertanian yang bagus di awal tahun ini. keberhasilan tersebut ikut mendongkrak besaran PDR di Bumi Handayani.
“Pertanian tumbuh dengan luar biasa karena hasil panennya juga bagus sehingga ikut memberikan dampak terhadap pertumbuhan PDRB di triwulan pertama 2025,” katanya.
Joko menambahkan, perhitungan PDRB dilakukan setiap tiga bulan sekali. Adapun pelaksanaannya menggunakan tiga indikator didalam perhitungan meliputi sektor primer, sekunder dan tersier.
Dijelaskanya, sektor primer berupakan geliat usaha yang bergerak di bidang pertanian dan pertambangan. Adapun sekunder meliputi usaha di bidang industry, listrik, air dan gas.
Untuk tersier terdiri dari bidang perdagangan, komunikasi informatika, perhubungan, akomodasi hotel, keuangan, pariwisata hingga kesehatan.
“Sebaran PRDB Gunungkidul menurut lapangan usaha meliputi sektor primer 31,02%; Sekunder 15,61% dan tersier mencapai 53,37%,” ungkapnya.
Selain menghitung PDRB secara rutin, BPS Gunungkidul juga terus melakukan perhitungan inflasi yang dilakukan setiap bulan. secara akumulasi sejak awal Januari hingga Juni, angka inflasi di Gunungkidul sebesar 1,85%. Adapun inflasi untuk years on years tumbuh sebesar 2,66%.
Meski demikian, laju inflasi ini dinilai masih dalam batas aman. Hal ini dikarenakan proyeksi inflasi dalam keadaan normal antara 1,5-3,5% per tahunnya.
“Masih aman dan tidak ada masalah karena memang ada sejumlah faktor pendorong maupun penghambat dari laju inflasi. Jadi, untuk kondisi sekarang masih wajar,” katanya.
Statistik Ahli Pertama, BPS Gunungkidul Ardiyas Munsyianta mengatakan, laju inflasi Gunungkidul kondisinya sama dengan nasional. Yakni, pertumbuhannya di angka 0,19% pada Juni.
Adapun komoditas yang dominan menymubang inflasi m-to-m adalah tomat, cabai rawit, kacang panjang, buncis. Selain itu, ada daging ayam ras, kelapa, bawang merah, terong, sawi hija hingga pisang.
“Kenaikan harga terjadi bukan hanya karena permintaan yang tinggi, tapi juga komoditas yang pasokannnya terganggu. Contohnya, cabai pasokan sempat terkendala sehingga berpengaruh terhadap harga jual di pasaran,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kapal Feri Membawa 53 Penumpang dan 12 Kru Tenggelam di Selat Bali, Basarnas Kerahkan Rigid Inflatable Boat
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul, Cek di Sini
- Cegah Kawasan Kumuh, DPUPKP Bantul Terapkan WebGIS di Tiga Kapanewon Wilayah Pantai Selatan
- Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
- Pendaftaran Jalur Domisili Wilayah untuk SPMB SMP di Bantul Diklaim Berjalan Lancar
- Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
Advertisement
Advertisement