Advertisement
Capaian PAD Sleman Selama 2024 Tembus Rp1 Triliun
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Sleman mencatat pendapatan asli daerah (PAD) selama 2024 mencapai Rp1,184 triliun. Adapun target PAD 2024 sebesar Rp1,199 triliun. Dengan begitu PAD masuk mencapai 98,71%.
Kepala Bidang Penagihan dan Pengembangan BKAD Sleman, Muhammad Yunan Nurtrianto mengatakan ada empat jenis pendapatan yang menyusun PAD tersebut, yaitu pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Advertisement
Pada jenis pendapatan pajak, BKAD mencatat realisasinya mencapai Rp851,532 miliar dari target Rp869,022 miliar. Lalu, realisasi pendapatan retribusi mencapai Rp252,353 miliar dari Rp233,738 miliar.
Kemudian, realisasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mencapai Rp43,658 miliar dari target Rp42,893 miliar. Terakhir, realisasi pendapatan lain-lain PAD yang sah mencapai Rp36,666 miliar dari target Rp53,981 miliar.
Khusus pendapatan pajak, ada sepuluh jenis pajak daerah yang menyusun pajak Rp851,532 miliar.
Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menyumbang pendapatan paling besar hingga Rp222,722 miliar dari target Rp244,402 miliar. Setelah BPHTB, penyumbang terbesar kedua adalah Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) atas Makanan dan Minuman sebesar Rp183,610 miliar dari target Rp181,387 miliar.
BACA JUGA: Belum Capai Target, Sektor Pariwisata Sumbang PAD Sleman Sebesar Rp345,7 Miliar
Setelah dua jenis pajak daerah tersebut, masih ada PBJT Jasa Perhotelan dengan realisasi Rp167,045 miliar; PBJT Kesenian dan Hiburan Rp21,702 miliar; PBJT Tenaga Listrik Rp145,260 miliar; PBJT Jasa Parkir Rp3,703 miliar; Pajak Reklame Rp12,950 miliar; Pajak Air Tanah Rp9,185 miliar; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Rp1,677 miliar; Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan Rp83,673 miliar.
“Paling banyak tidak tercapai kan dari lain-lain PAD yang sah. Contohnya bunga deposito itu realisasi hanya Rp7,9 miliar dari target Rp34,6 miliar. Deposito kami memang tidak banyak yang mengendap. Di satu sisi malah bagus, uang kita dibelanjakan untuk kegiatan yang langsung dirasakan masyarakat,” kata Yunan ditemui di kantornya, Rabu (8/1/2025).
Yunan juga menyinggung capaian pajak PBHTB yang belum mencapai target. Menurut dia, iklim jual-beli properti masih belum normal sejak Pandemi Covid-19 dan pergantian Presiden.
Investor masih wait and see mengenai kebijakan Presiden Prabowo. Dia berharap investor dapat membaca arah kebijakan selama tahun pertama kepemimpinan Prabowo – Gibran Rakabuming Raka.
“Otomatis BPHTB juga bisa mendapat efek positif. Sleman kan menjadi wilayah yang diincar banyak orang untuk kepemilikan investasi properti. Dekat kampus dan relatif nyaman. Angka harapan hidup salah satu yang tertinggi juga Sleman,” katanya.
Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata Sleman, Kus Endarto mengatakan sektor kepariwisataan Sleman menyumbang 31,80% atau Rp345,708 terhadap total PAD Sleman 2024. Data tersebut Dispar catat per 31 November 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Detik-detik Kecelakaan Bus Pariwisata Berpenumpang Siswa SMK TI Bali di Kota Batu, 4 Orang Meninggal Dunia
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- DIY Targetkan Tambah 3 SMK BLUD di Bantul
- Pemkab Gunungkidul Ungkap Alasan Belum Menetapkan KLB PMK
- APBD Bantul 2025: Anggaran Belanja Makan dan Minum Rp22,8 Miliar Tak Terkena Rasionalisasi
- Gunungkidul Waspadai Ancaman Longsor dan Tanah Amblas di Musim Hujan
- SAR DIY Distrik Bantul Bedah 7 Rumah Tidak Layak Huni
Advertisement
Advertisement