Advertisement
Belasan Pedagang Buah Pisang Depan RS Grhasia Pakem Direlokasi ke Pasar

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pedagang-pedagang buah pisang di Jalan Kaliurang Kilometer 17 atau selatan Rumah Sakit Jiwa Grhasia di Kalurahan Pakembinangun, Pakem, Sleman akhirnya direlokasi setelah berjualan selama 15 tahun. Para pedagang tersebut merupakan pindahan dari Tlaga Putri Kaliurang akibat erupsi Gunung Merapi pada 2010.
Direktur RSJ Grhasia, Akhmad Akhadi, mengatakan lahan yang ditempati para pedagang tersebut merupakan Sultan Ground 7 yang telah dikuasakan ke RSJ Grhasia pada 2020. RSJ Grhasia akan mengembangkan pelayanan dengan membangun Gedung Poliklinik dan Gedung Rawat Inap Umum (Non Kekhususan) di SG 7 yang berada tepat di belakang pedagang pisang.
Advertisement
BACA JUGA: Berburu Aneka Jenis Pisang di Pasar Pakem
Akhmad menyampaikan ada empat pedagang masuk ke Pasar Pakem dan sebelas pedagang menyewa warung di sekitar RSJ Grhasia. “Tapi tetap memberi fasilitas kepada pedagang. Kalau masuk ke Pasar Pakem, biaya menyewa lapak menjadi tanggungan RSJ Grhasia, tahun pertama, dan retribusi tahun pertama,” kata Akhmad ditemui di Pakembinangun, Kamis (17/4/2025).
Proses sosialisasi kepada para pedagang telah dilakukan sejak dua tahun lalu. Pelaksanaan relokasi tersebut diawali dengan prosesi Andum Berkah dengan bentuk doa bersama dan pemotongan tumpeng. Dalam budaya jawa, masyarakat Kepanewon Pakem percaya nilai-nilai luhur budaya berupa pemotongan tumpeng merupakan nilai luhur untuk niat bertindak yang baik. Sehingga budaya ini tetap diupayakan pelestariannya, dan tetap dilaksanakan pada setiap prosesi yang bertujuan memperoleh kebaikan, keselamatan, dan keberkahan.
Relokasi pedagang pisang dilakukan dengan filosofi guyub, rukun, semanak di mana filosofi ini meskipun memiliki perbedaan pandangan dan kepentingan namun semangat persaudaraan dan guyub rukun tetap menjadi prioritas. Akhimya, semanak atau persaudaraan terus menerus dan saling menjaga kerukunan antar warga menjadi tujuan bersama.
Ketua Paguyuban Bakul Pisang Pakem, Nanto Suwiryo, berharap ada tanah kosong yang dapat dia sewa di sekitar RSJ Grhasia. Kata dia, tidak ada pungutan atau retribusi apapun selama dia dan temannya berjualan.
“Pemindahan ini tidak ada masalah sama sekali. Kami ada di trotoar juga. Relokasi ini mau dikawal Satpol PP, saya tidak mau. Nanti malah kelihatan tidak bagus. Ini sudah syukuran. Baik-baik saja, bagus-bagus semua,” kata Nanto.
Nanto menyampaikan semua pedagang pisang di Pakembinangun tersebut warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dalam sebulan, para pedagang rata-rata mendapat omzet Rp500.000, paling tinggi bisa mencapai Rp1,5 juta.
BACA JUGA: Sarisa Merapi, Harga Salak Murah Awal dari Berkah
Panewu Pakem, Dewanto Tri Nugroho, merasa mongkok atau berbesar hati dan bangga, karena relokasi tersebut dilakukan secara damai, senang, dan sukarela. Dia juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian guna mengakomodir para pedagang pisang.
“Semua pedagang pisang kami masukkan ke Pasar Pakem. Kalau pedagang jadah masuk di Halaman RSJ Grhasia,” kata Dewanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Rp1.965.000 per Gram
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Peternakan Gunungkidul Gencarkan Vaksinasi dan Edukasi Massif Cegah Antraks
- Cegah Dokter PPDS Melakukan Kekerasan Seksual, Ini yang Dilakukan RSA UGM
- Polemik Bau Kandang, Warga Blokade Akses Rumah Peternak Babi di Bantul
- Pemkab Raih Opini WTP ke-10 Secara Beruntun, Begini Harapan Bupati Gunungkidul
- Ini Cara Pemkot Jogja Turunkan Prevalensi Stunting, Tahun Ini Targetkan di Bawah 12 Persen
Advertisement