Advertisement
Wali Kota Jogja Terpilih Hasto Wardoyo Bakal Perbanyak Program RTLH
Advertisement
JOGJA—Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) Kota Jogja melakukan rehabilitasi pada dua rumah tidak layak huni (RTLH) di Kemantren Wirobrajan, Minggu (12/1/2025). Keduanya merupakan rumah milik Sariyem di Singosaren Kidul dan rumah milik Walijan di Kleben Kuncen, Pakuncen, Wirobrajan.
Simbolis pelaksanaan rehabilitasi RTLH ini turut dihadiri oleh Walikota Jogja terpilih Hasto Wardoyo. Mantan Kepala BKKBN ini mengaku tengah mempelajari secara langsung terkait dengan kondisi permukiman di Kota Jogja.
Advertisement
Sebelumnya, dia sempat berkomunikasi dengan ketua RW setempat untuk mengajak warga bergotong-royong membangun RTLH. Hasilnya, warga menyetujui dan siap untuk membantu memperbaiki RTLH. Jika resmi dilantik nantinya, program semacam ini akan terus dilanjutkan oleh Hasto. Dia berkomitmen akan membesarkan program kerja Baznas.
"Insya Allah akan membantu membesarkan Baznas. Untuk mengumpulkan dana masyarakat, seharusnya legal dan entek terus ono. Jangan ditumpuk, harus segera disalurkan," tutur Hasto saat ditemui di Singosaren Kidul, Wirobrajan, Minggu (12/1/2025).
Dia mengatakan rumah Sariyem ini terbilang strategis lantaran lokasinya masih berada di dekat jalan raya. Berdasarkan pengalamannya memimpin Kabupaten Kulonprogo, ada RTLH dengan kondisi lebih parah, misalnya lokasinya yang sempit dan berada di dalam gang.
Kegiatan Hasto selama di Kulonprogro pun rencananya akan kembali dia duplikasi di Kota Jogja, yakni mengecek kebersihan lingkungan warga setiap hari Sabtu dan Minggu. Hasto mencatat jumlah RTLH di Kota Jogja pun masih banyak jumlahnya. Bahkan pada akhir 2023 lalu jumlah RTLH mencapai lebih dari 1.900-an.
"Masih banyak. Hari ini saya belajar, pemanasan supaya nanti saya tahu dan melihat seperti apa respon warga. Ingin membuktikan gotong royong di Kota Jogja masih ada dan semboyan Segoro Amarto masih relevan," katanya.
Sementara, Sariyem mengaku senang dan bersyukur atas rehabilitasi yang dilakukan di rumah tinggalnya. Dia mengatakan selama dua tahun terakhir atap rumahnya kerap kali bocor saat hujan. Belum lagi lantai dan dindingnya juga sudah memerlukan perawatan. Sariyem tinggal seorang diri. Sehari-hari dia hanya bekerja sebagai buruh lepas.
"Alhamdulillah, bersyukur akhirnya rumah saya bisa direhabilitasi karena kalau hujan atapnya sering bocor," ungkapnya.
BACA JUGA: Baznas Kota Jogja Menguatkan Digitalisasi Layanan
Ketua Baznas Kota Jogja Syamsul Ashari mengatakan dana zakat yang dikelola oleh Baznas Kota Jogja dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Diantaranya berkaitan dengan sandang, pangan, papan, dan pendidikan. Rehabilitasi RTLH ini merupakan program rutin yang dijalankan Baznas Kota Jogja setiap tahunnya. Pada tahun lalu, setidaknya ada 49 RTLH yang direhabilitasi.
"Tahun ini harapannya bisa lebih banyak sesuai dengan besaran penerimaan zakat yang diterima Baznas Kota Jogja," ujar Syamsul.
Syamsul mengatakan masing-masing RTLH mendapatkan bantuan subsidi sebesar Rp 20 juta. Proses pembangunan rumah dilakukan secara gotong royong. Selain dilakukan secara sukarela oleh warga setempat, pembangunan RLTH yang sudah-sudah juga turut menggandeng tentara manunggal membangun desa (TMMD).
"Kalau dengan TMMD (bantuan) agak lebih kecil karena dikerjakan oleh TNI Polri dan dapat anggaran dari APBD juga. Jadi kita tinggal menambah sedikit. Misalnya menambah dipan, kursi," ungkapnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Artis Raline Shah Dilantik Jadi Stafsus Kemitraan Global Menkomdigi, Ini Tugasnya
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Bakal Maksimalkan Potensi Desa Wisata
- Wali Kota Jogja Terpilih Hasto Wardoyo Bakal Perbanyak Program RTLH
- Makan Bergizi Gratis di Kulonprogo Dimulai Besok, Serap Tenaga Kerja Lokal
- Lima Bangunan di Sleman Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya, Ini Daftarnya
- Pendaftaran PPPK Tahap II Diperpanjang hingga 15 Januari 2024, Pendaftar di Sleman Sudah Capai 2.100
Advertisement
Advertisement