Advertisement
50 Sekolah di Bantul Jadi Sasaran Program SPAB Selama 2025
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Pemkab dan DPRD Bantul menargetkan ada penambahan 50 sekolah di Bumi Projotamansari yang menjalankan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada 2025. Pasalnya, program SPAB ini penting guna mendorong masyarakat mewaspadai sejumlah potensi bencana alam.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Agus Yuli Herwanta mengatakan, di kabupaten Bantul ada sebanyak 9 risiko bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Kesembilan risiko bencana tersebut adalah abrasi, banjir, cuaca ekstrem, longsor, gempa bumi, kebakaran, kekeringan, tsunami, dan wabah penyakit. Oleh karena itu, BPBD menilai perlu adanya edukasi mitigasi dengan menggandeng sekolah-sekolah yang ada di Bantul.
Advertisement
BACA JUGA: Pemkab Sleman Belum Gunakan Biaya Tak Terduga Rp12 Miliar untuk Penanganan Bencana
Agar program ini lebih efektif dan tepat, lanjut Agus, maka dibentuk Sekretariat Bersama (Sekber) yang melibatkan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) dan BPBD Bantul. "Kebetulan yang memimpin Sekber ibu Sekretaris Disdikpora Kabupaten Bantul. Sejauh ini kami terus berkoordinasi dengan mereka terkait pelaksanaan program SPAB," jelasnya, Rabu (15/1/2025).
Agus mengungkapkan, sejauh ini belum semua sekolah di Kabupaten Bantul melaksanakan program SPAB. BPBD Bantul mencatat baru ada 14 persen dari total 2.031 sekolah yang telah menjalankan program tersebut. Oleh karena itu, pada 2025, BPBD tetap menggandeng Disdikpora Bantul untuk pelaksanaan program tersebut.
"Karena kami menilai program ini penting dan efektif sebagai upaya edukasi dan mitigasi bencana," jelasnya.
Sementara Sekretaris BPBD Bantul Ribut Bimo Haryo Tejo menyatakan untuk ditetapkan sebagai sekolah yang telah menjalankan program SPAB, Ribut menyatakan ada 10 indikator yang harus dipenuhi. Sedangkan untuk SPAB rintisan, cukup memenuhi lima indikator tersebut.
Adapun indikator tersebut yaitu meningkatnya pengetahuan warga sekolah mengenai satuan pendidikan aman bencana, memiliki konstruksi yang memenuhi standar bangunan tahan gempa, memiliki sarpras, dan terkumpulnya informasi mengenai risiko, ancaman, dan kapasitas.
Selain itu, ada kebijakan sekolah aman bencana, memiliki prosedur tetap, memiliki tim siaga bencana, serta memiliki peta dan jalur evakuasi. "Lalu ada media kampanye dan telah melakukan simulasi kebencanaan secara rutin," katanya.
Untuk itu, sesuai dengan koordinasi antara BPBD, Disdikpora dan Komisi A DPRD Bantul, pada 2025 ada sebanyak 50 sekolah yang menjadi sasaran program SPAB. "Untuk pelaksanaan, kami terus berkoordinasi dengan Disdikpora. Program ini jadi prioritas kami, karena belum semua terjamah SPAB," ungkap Ribut.
Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Bantul Jumakir menyatakan, program SPAB pada 2025 menyasar 50 sekolah. Di mana, tidak hanya siswa yang dilibatkan dalam program SPAB, tapi guru juga terlibat dalam program itu.
Jumakir juga memastikan saat ini sudah ada 1.000 guru di Kabupaten Bantul yang telah menjalani bimbingan teknis (Bimtek) kebencanaa dan telah mengantongi sertifikat. Hal itu dilakukan sebagai upaya dari Pemkab dan DPRD Bantul untuk membentuk guru yang tangguh bencana.
"Harapannya, guru juga punya tanggungjawab untuk melindungi siswanya, ketika terjadi bencana di sekolah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Periksa Mantan Ketua KPU Arief Budiman Terkait Kasus Hasto Kristiyanto
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Taman Lalu Lintas Jogja Terus Berbenah Agar Lebih Inklusif
- Tol Jogja-Solo Ruas Junction Sleman-YIA Kulonprogo: Pembebasan Lahan di Hargorejo Kokap Dimulai dengan Pembentukan Satgas
- Sleman Anggarkan Rp896 Miliar untuk Infrastruktur di 2025
- 2 Bulan Beroperasi, TPST Modalan Hanya Mampu Mengolah Sampah 16 Ton per Hari
- DPRD Kota Jogja Umumkan Penetapan Walikota Jogja Terpilih, Jadwal Pelantikan Masih Menunggu
Advertisement
Advertisement