Advertisement
Terdampak Gelombang Tinggi, Nelayan Gunungkidul Terpaksa Berhenti Melaut

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Nelayan di Pantai Gunungkidul terpaksa menghentikan aktivitas mencari ikan di laut. Hal ini tak lepas adanya gelombang tinggi akibat dampak dari Siklon Tropis Sean.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan, berdasarkan inforamsi yang diterima dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena siklon tropis Sean memicu terjadinya gelombang tinggi di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY. Ketinggian gelombang bisa mencapai 4-6 meter.
Advertisement
BACA JUGA: 7 Hari Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Nelayan Hilang di Pantai Congot Dihentikan
“Dampak lain dari dengan siklon ini terjadinya hujan dengan intesitas ringan hingga sedang,” kata Wahid kepada wartawan, Senin (20/1/2025).
Selain terjadinya gelombang tinggi, juga membuat tiupan angin yang lebih kencang dari biasanya. Fenomena ini harus diwaspadai para nelayan karena berisik terhadap perahu yang dimiliki.
Sebagai dampaknya, kondisi ini berpengaruh terhadap aktivitas nelayan di laut. Dikarenakan cuaca dan gelombang yang kurang bersahabat, maka nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
“Lebih baik tidak melaut terlebih dahulu menunggu cuaca kembali normal,” kata Wahid.
Ketua Kelompok Nelayan di Pantai Baron, Mardi mengatakan kenaikan gelombang laut akibat Siklon Tropis Sean sudah berlangsung sejak seminggu lalu. Para nelayan pun memiliih untuk berhenti melaut demi alasan keamanan dan keselamatan.
“Gelombangnya tinggi sehingga nelayan memilih tidak menangkap ikan,” katanya.
BACA JUGA: Awal Desember, Nelayan Pantai Selatan Bantul Panen Ikan Layur
Selama berhenti melaut, para nelayan memilih aktivitas lainnya. Ia tidak menampik, banyak nelayan yang bercocok tanam menggarap ladang yang dimiliki. Di sisi lain, juga ada yang dipergunakana untuk memperbaiki peralatan tangkap atau perbaikan kapal yang rusak ringan.
Diharapkan dengan adanya perbaikan ini maka alat tangkap yang dimiliki bisa digunakan secara optimal saat kembali melaut. “Mudah-mudahan cuaca bisa kembali normal. Kalau sampai kapan tak melaut kami juga tidak tahu, ini tergantung kondisi cuaca saja, tapi kami berharap bisa segera melaut denga naman,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Volume Kendaran di Jalan Tol Meningkat Selama Periode Libur Panjang Hari Kenaikan Yesus Kristus
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Januari-Mei 2025 Ada 22 Kejadian Kebakaran di Kota Jogja, Paling Banyak Karena Korsleting Listrik
- Tujuh Sekolah di Bantul Dipasangi Marka Zona Selamat Sekolah
- Nilai Produksi Ikan di Sleman Caturwulan I 2025 Menyentuh Rp603 Miliar
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini Sabtu 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Stasiun Tugu Jogja
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini Sabtu 31 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement