Advertisement
Mulai Bulan Ini, 2 SD di Gunungkidul Digabung dengan Sekolah Lain Karena Kekurangan Siswa

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dua SD di Gunungkidul dilakukan penggabungan dengan sekolah lain karena kekurangan murid. Kebijakaan berlaku mulai pelaksanaan Tahun Ajaran Baru 2025-2026 di Juli ini.
Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan, sekolah yang diregrouping adalah SD Negeri Gunungsari di Kalurahan Ngeposari, Semanu dan SD Negeri Giripanggung. Kedua sekolah terpaksa digabung dengan sekolah lain karena jumlah murid dimiliki tidak sesuai dengan rombongan belajar yang telah ditentukan.
Advertisement
BACA JUGA: 2 SD di Gunugkidul Tahun Ini Diregrouping
“Malah kasihan muridnya kalau setiap tahun ajaran baru hanya satu atau dua murid. Bahkan, pernah tidak memeroleh siswa sehingga diputuskan digabung dengan sekolah lain,” kata Nunuk, Rabu (30/7/2025).
Dia menjelaskan, untuk SD Gunungsari bergabung dengan SD Negeri Ngeposari. Sedangkan, SD Giripanggung digabungkan dengan SD Negeri Gupakan I di Padukuhan Klapaloro I, Giripanggung, Tepus.
“Para murid yang masih ada di sekolah lama, maka digabungkan dengan sekolah yang baru,” katanya.
Menurut Nunuk, kebijakan regrouping sudah melalui kajian yang matang sehingga pelaksanaan tidak ada masalah. Sebelum penggabungan dilakukan, sudah dilakukan sosialisasi kepada wali murid, tokoh Masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Di sisi lain, program regrouping juga mendapatkan dukungan dari Anggota DPRD Gunungkidul. Pasalnya, kebijakan ini dilakukan sebagai langkah untuk efektivitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
“Kebetulan di dua sekolah ini juga banyak gurunya yang memasuki masa pensiun. Jadi, prosesnya tidak ada masalah dalam proses penggabungan,” kata Nunuk.
Sama seperti dengan para murid, lanjut dia, untuk guru yang masih aktif juga pindah mengajar ke sekolah tempat penggabungan berlangsung. “Kebijakan regrouping bersamaan dengan pelaksanaan tahun ajaran baru di Juli ini,” katanya.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul, Heri Purwanto tidak mempermasalahkan adanya kebijakan regrouping SD di Bumi Handayani. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya efisiensi anggaran serta efektivitas dalam kegiatan belajar dan mengajar.
“Tentunya juga sudah dilaksanakan kajian yang mendalam sebelum penggabungan dilakukan,” katanya.
Dia mencontohkan, untuk SD Negeri Giripanggung memang sudah lama kekurangan murid. Kondisi ini pun berdampak terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dinilai kurang efektif.
“Saya sependapat kalau sekolah-sekolah yang kekurangan murid dilakukan penggabungan, tapi dengan kanjian yang matang. Tentunya juga ada sosialisasi yang intens ke warga sekitar agar kebijakan tidak menimbulkan masalah baru,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Gelar Pasar Sastra di Taman Budaya Embung Giwangan, 30 Juli Sampai 4 Agustus 2025
- 400 Kuburan di Tiga Kompleks Pemakaman di Kaweden Terdampak Tol Jogja-Solo Bakal Direlokasi
- Pembangunan Gedung DPRD DIY Diawasi KPK Agar Sesuai Aturan
- Tak Dipakai, Anggaran MBG di Sleman untuk Pembangunan Infrastruktur dan Pengadaan Sarpras
- Operasi Sudah Ditutup, Tim SAR Tetap Berupaya Mencari Keberadaan Pengunjung Hilang di Pantai Siung Gunungkidul
Advertisement
Advertisement